TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memasifkan adanya sosialisasi tentang layanan pengaduan pelecehan seksual di tempat-tempat umum. Selain itu, dia juga meminta agar edukasi tentang kekerasan seksual harus diperbanyak agar masyarakat waspada terhadap tindak pelecehan.
Menurut Anggara, masyarakat dari semua kalangan harus dapat informasi tentang layanan pengaduan pelecehan seksual yang ada karena belum umum diketahui. "Selain itu edukasi tentang kekerasan seksual juga bisa ditingkatkan terutama di sekolah-sekolah karena beberapa kasus menyasar anak-anak.
"Bisa dengan metode peer educator dan sebagainya," ujar dia lewat keterangan tertulis pada Jumat, 15 Juki 2022.
Anggara menjelaskan, melonjaknya laporan kekerasan seksual bisa jadi hanya fenomena gunung es. Bisa jadi masih banyak kasus yang terjadi, tapi korban kebanyakan tidak mengetahui bahwa yang dialaminya adalah kekerasan seksual dan harus lapor atau datang ke mana.
"Angka tahun sebelumnya rendah juga belum tentu karena kejadiannya sedikit, jangan-jangan karena yang mengerti harus lapor ke mana masih sedikit," tutur Anggara.
Menurut Anggara Pemprov DKI Jakarta punya tugas memastikan rasa aman warga Jakarta terutama di fasilitas umum. Memang fasilitas pengaduan sudah ada, tapi harus dipikirkan upaya preventif agar warga Jakarta merasa aman.
"Perkuat koordinasi dengan kepolisian, anggota Satpol PP yang banyak bertugas di lapangan juga harus punya kemampuan menangani kasus," kata dia.
Wagub DKI Riza Patria sebut kasus pelecehan seksual di Jakarta naik signifikan
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membeberkan data peningkatan kasus pelecehan seksual di Ibu Kota sepanjang 2020-2022. Menurut dia, terdapat delapan kasus pelecehan seksual pada 2020, tujuh kasus di 2021, dan 15 kasus untuk periode Januari-Juni 2022. "Ada peningkatan yang signifikan pelecehan seksual di Jakarta," kata dia di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Rabu, 13 Juli 2022.
Riza memperoleh data itu dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) DKI Jakarta. Korban pelecehan adalah perempuan dengan rentang usia 6-50 tahun. Ada korban yang melapor langsung ke P2TP2A atau Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) setempat. Kasus pelecehan seksual terjadi di lima kota Jakarta.
Menurut Riza, kenaikan kasus pelecehan seksual tak hanya terjadi di Ibu Kota, tapi juga tingkat nasional. Pada 2021, tutur dia, tercatat 8.730 kasus di Indonesia. Lalu kasus yang menimpa korban dalam satu bulan di Januari 2022 mencapai 797.
"Kami ingin mengajak seluruh warga Jakarta untuk lebih berhati-hati dan berani melaporkan," ujar politikus Partai Gerindra itu.
Baca juga: Sopir Angkot Kesal Kasus Pelecehan Seksual Bikin Sepi Penumpang