TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengadakan pertemuan dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) guna membahas progres proyek MRT Jakarta.
Anies mengungkapkan terdapat beberapa urusan teknis yang harus saling selesai agar fase MRT berikutnya bisa segera tuntas. Menurut Anies, pembangunan transportasi umum merupakan bagian penting dari usaha membuat Jakarta sebagai salah satu kota bisnis global.
Pemprov DKI Jakarta, kata Anies bekerja sama dengan JICA baik dalam urusan pembangunan MRT Jakarta maupun untuk pengendalian land subsidence atau penurunan muka tanah, "dan untuk pembangunan sistem pengelolaan limbah di Jakarta," kata Anies dalam unggahan di akun media sosialnya, Ahad, 14 Agustus 2022.
Menurut Anies, pertemuan-pertemuan dengan JICA selalu menyenangkan karena efisien dan efektif. Sehingga memudahkan untuk tindak lanjut serta memastikan penuntasannya.
Akhir pekan ini, Anies Baswedan melakukan lawatan ke Jepang dan menemui sejumlah pihak di Negeri Matahari Terbit tersebut. Sebelumnya ia menemui Gubernur Tokyo Yuriko Koike. Anies mengundang Yuriko untuk datang ke Jakarta menghadiri Konferensi Urban 20 yang digelar akhir Agustus.
JICA danai MRT Jakarta Fase 2 Rp 22,5 triliun
JICA telah mendanai MRT Fase 2 yang menyambungkan dua titik, dari Harmoni hingga ke Ancol. JICA telah memberikan komitmen sementara yang sudah dikantongi MRT Jakarta sebesar Rp 22,5 triliun.
Proyek MRT Jakarta Fase 2A telah menyambungkan Stasiun Monas dan Stasiun Thamrin pada awal Agustus ini. Terowongan antara kedua stasiun MRT itu memiliki panjang 385,5 meter.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan mengatakan mesin bor terowongan (TBM) 2 sudah menembus dinding sisi utara Stasiun Thamrin pada Jumat, 29 Juli lalu. TBM 2 itu mengebor terowongan arah selatan atau southbound dari Stasiun MRT Monas ke Stasiun Thamrin.
"Terobosan ini merupakan milestone dari pekerjaan konstruksi fase 2A MRT Jakarta, khususnya CP 201 yang mencakup pembangunan Stasiun Thamrin dan Monas," kata Silvia dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2022.
Pekerjaan pengeboran terowongan bawah tanah ini memerlukan waktu tiga bulan sejak 11 April sampai 29 Juli 2022.
Setelah selesai mengebor terowongan arah selatan, TBM 2 akan putar balik di titik shaft utara Stasiun Thamrin. Mesin bor itu akan membuat terowongan arah utara (northbound) kembali ke arah Stasiun Monas.
Silvia menjelaskan, pekerjaan CP 201 telah mencapai 41,84 persen. Proyek MRT Jakarta Fase 2 ini telah melakukan penggalian dan pengecoran pelat dasar atau base slab Stasiun Monas, serta pengecoran kolom dan struktur dinding gardu induk Monas. MRT juga sudah memperbaiki kualitas tanah (jet grout) di Stasiun Thamrin. Termasuk memasang lampu lalu lintas (traffic decking) di sisi selatan Stasiun Thamrin.
"Kami masih optimistis target penyelesaian CP 201 pada Maret 2025 akan tercapai," ujar Silvia.
4 fase MRT perlu Rp 200 triliun
Proyek MRT Jakarta punya 4 fase perencanaan untuk menyambungkan kawasan-kawasan pertumbuhan strategis di Jakarta dan pusat-pusat ekonomi di luar Jakarta. Untuk menyelesaikan seluruh proyek khususnya Fase 3 yang menaymbungkan Cikarang-Balaraja dan Fase 4 Fatmawati-TMII dibutuhkan pendanaan sekitar Rp 200 triliun dengan porsi pendanaan dari pemerintah dan swasta.
Nantinya moda raya terpadu ini bakal tersambung ke Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, hingga ke Jawa Barat dan Banten. Sejauh ini, MRT Jakarta baru beroperasi di fase 1 yaitu dari Stasiun Lebak Bulus ke Stasiun Bundaran HI.
Baca juga: Perlu Rp 200 Triliun Untuk Tuntaskan 4 Fase Proyek MRT Jakarta