TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk memberhentikan seluruh jajaran direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta itu.
RUPST perseroan dengan kode bursa PJAA itu memberhentikan dengan hormat Teuku Sahir Syahali, Febrina Intan, Wing Antariksa, Budi Santoso, dan Suparno sebagai direktur utama dan direktur.
"Penyegaran direksi merupakan peristiwa umum di dalam suatu perusahaan yang ditujukan untuk terciptanya perbaikan kinerja," kata Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Thomas Trikasih Lembong dalam keterangannya seperti dilansir dari Antara, Kamis, 18 Agustus 2022.
Selanjutnya Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk akan dijabat oleh Winarto, dengan jajaran direksi antara lain Daniel Nainggolan, Eddy Prastiyo, dan Cahyo Prakoso.
Selanjutnya, Teuku Sahir Syahali akan diberikan penugasan baru di PT Pembangunan Jaya (salah satu pemegang saham utama Perseroan).
Thomas Lembong mengatakan penyegaran manajemen merupakan hal yang umum terjadi dan bagian dari upaya meningkatkan kinerja perusahaan.
"Ancol akan terus berkomitmen untuk melakukan transformasi guna memberikan pelayanan yang terbaik dan prima bagi seluruh pelanggan di Tanah Air,” kata Thomas.
Pada RUPST tersebut, kinerja tahunan yang dibukukan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk per 31 Desember 2021 menghasilkan pendapatan kotor sekitar Rp 389 milyar atau turun enam persen dari realisasi tahun 2020.
Selain itu, masih terdapat kerugian sekitar Rp 275 milyar. Walau demikian, posisi keuangan masih membaik sebesar 30 persen dari realisasi tahun 2020.
Posisi keuangan membaik karena didorong implementasi perubahan dan terobosan oleh manajemen yang memberikan landasan yang kuat untuk transformasi Ancol selanjutnya.
Ke depannya, Perseroan melihat potensi yang luar biasa pada sejumlah inisiatif yang dipersiapkan oleh perseroan pada wisata bahari dan hiburan digital.
Baca juga: Thomas Lembong Sebut Anies Baswedan Restui Perombakan Direksi dan Komisaris Ancol