TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 880 warga Lenteng Agung menerima paket pangan bersubsidi dari Pemprov DKI Jakarta.
Paket pangan bersubsidi ini diberikan melalui Suku Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Peternakan (KPKP) bekerjasama dengan Bank DKI, Food Station dan Dharma Jaya.
880 warga tersebut menerima program pangan bersubsidi berupa kebutuhan sandang pangan dengan harga terjangkau.
Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kelurahan Lenteng Agung Amelia menyebutkan penerimaan pangan bersubsidi ini adalah warga yang memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP), Pekerjaan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), PHL, PJLT setara UMP, penghuni rumah susun Pemda, Lansia, penyandang disabilitas dan buruh berpenghasilan UMP.
Dilansir dari Antara, Selasa, 16 Agustus 2022, bahan pangan bersubsidi yang disalurkan berisi satu ekor ayam seharga Rp 8 ribu, satu kilo daging sapi Rp 35 ribu, satu kilo ikan kembung seharga Rp 13 ribu.
Kemudian, telur satu tray seharga Rp 10 ribu, beras lima kilogram seharga Rp 30 ribu dan susu UHT satu karton seharga Rp 30 ribu.
Sementara itu, Pengelola RPTRA Lenteng Agung, Novita menambahkan pelaksanaan program pangan bersubsidi ini dibantu oleh enam orang pengelola RPTRA dan tujuh petugas PPSU.
"Pelaksanaan dilakukan dua hari, yaitu hari pertama pendaftaran atau penggesekan dan pengambilan," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan melalui Suku Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Peternakan mengawasi ketahanan dan keamanan pangan segar pada beberapa pasar yang ada di wilayahnya.
"Kegiatan rutin ini demi menjaga ketahanan dan keamanan pangan karena masyarakat harus mengonsumsi makan yang betul-betul aman," kata Kepala Seksi Ketahanan Pangan dan Pertanian sekaligus Plt. Kepala Seksi Peternakan Kesehatan Hewan Nila Kartina.
Menurut Nila, pengawasan keamanan pangan ini tentunya sebagai upaya pemerintah dalam menjaga keamanan pangan mulai dari sayur, daging ayam, daging sapi, dan ikan dalam kondisi segar.
Nila mengatakan kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun sejak 2019 hingga 2022.
Adapun tiap tahunnya dilakukan sebanyak tiga kali untuk mengambil sampel dari pihak Suku Dinas Jakarta Selatan.
Baca juga: Warga Jakarta Penerima Bantuan Pangan Minta Tambah Porsi, Cuma Cukup 1 Minggu