TEMPO.CO, Jakarta - Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur akan membangun saluran air baru pada 16 lokasi yang tersebar di 10 kecamatan, pada awal September mendatang.
Kasi Pembangunan dan Peningkatan Drainase Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur, Tengku Saugi Zikri mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan lurah dan camat untuk mensosialisasikan pembangunan saluran ini kepada warga.
"Mulai Senin besok kita sosialisasikan kepada pengurus RT/RW, LMK, FKDM, tokoh masyarakat dan warga yang terdampak pembangunan saluran air. Jika sosialisasi selesai langsung dilanjutkan dengan pelaksanaan pembangunannya," kata Saugi, Minggu, 28 Agustus 2022, seperti dikutip dari jakarta.go.id.
Menurutnya, pembangunan 16 titik saluran air ini untuk mengantisipasi timbulnya genangan saat musim hujan. Karena rata-rata lokasi pembuatan saluran air baru ini berada di dataran rendah dan rawan terjadinya genangan.
Dia menjelaskan, pembangunan 16 saluran ini merupakan tahap ketiga untuk menambah jumlah saluran baru yang dikerjakan pada tahun ini. Pada tahap pertama sudah terbangun 20 titik saluran baru dan tahap kedua ada 14 titik.
Disebutkan, saluran air yang akan dibangun ini di antaranya Jalan Marzuki 2 Kelurahan Penggilingan, Cakung. Kemudian Jalan Pendidikan VI Duren Sawit, Jalan Pule 2 Cijantung, Jalan Kerja Bakti Kramat Jati, Jalan Kelapa Hijau Utan Kayu Selatan dan sejumlah titik lainnya.
Triliunan rupiah digelontorkan untuk tangani banjir
Pada Juli lalu, Wakil Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta August Hamonangan mempertanyakan kinerja Provinsi DKI Jakarta dalam menangani banjir. Pasalnya, kata dua, menurut data BPBD DKI, ada 92 RT yang terkena dampak banjir dengan ketinggian air lebih dari 40-200 sentimeter.
"Padahal sudah triliunan anggaran banjir yang digelontorkan dalam lima tahun masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mana janjinya yang mampu menangani banjir dalam waktu cepat dengan berbagai caranya," ujar August lewat keterangan tertulis pada Senin, 18 Juli 2022.
Anggota Komisi D DPRD DKI itu menilai banyak uang dikeluarkan untuk program penanganan banjir mulai dari pembangunan sumur-sumur resapan hingga naturalisasi sungai. Namun, program itu belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengurangi banjir Jakarta. "Banjir masih terjadi dengan durasi hujan yang tidak begitu lama."
August juga mengingatkan kembali peristiwa Putusan PTUN yang mengabulkan tuntutan 7 warga di Mampang Jakarta Selatan. Tuntutan itu meminta Pemprov DKI menuntaskan pengerukan kali Mampang sampai ke Pondok Jaya dan membangun turap sungai di Kelurahan Pela Mampang, meskipun saat ini Gubernur Anies Baswedan tengah mengajukan banding.
"Ini bukti program-program penanganan banjir belum maksimal dijalankan secara rutin, salah satunya ya pengerukan di Kali Mampang itu. Belum lagi daerah lain yang sering terdampak banjir," katanya.
Politisi PSI itu juga mengatakan masa jabatannya Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI tinggal beberapa bulan lagi, tapi mengapa janjinya untuk pembenahan Jakarta terutama banjir belum juga teratasi. "Ini merupakan catatan hitam Anies Baswedan yang menjabat selama lima tahun belum mampu membenahi banjir di Jakarta. Jangan sampai banjir ini diwariskan pada pemimpin setelahnya," tutur dia.
Baca juga: Uang Triliunan Digelontorkan Tapi Banjir Masih Genangi Jakarta, PSI: Catatan Hitam Anies Baswedan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.