TEMPO.CO, Jakarta - Warga Kampung Susun Akuarium bercerita soal penggusuran yang dialami mereka kepada delegasi Konferensi Tingkat Tinggi Wali Kota Forum Urban 20 (U20) asal Berlin, Jerman.
Ketua Koperasi Akuarium Bangkit Mandiri, Darma Diani mengatakan, penggusuran yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di masa gubernur saat itu begitu mendadak.
"Total ada tiga kali surat pemberitahuan disampaikan kepada warga, masing-masing jangka waktu pengiriman informasi dari surat pemberitahuan pertama hingga ketiga, kalau ditotal hanya 11 hari," kata Diani kepada delegasi U20 Berlin dan warga negara Bangkok, Thailand, yang berkunjung ke Kampung Susun Akuarium pada Senin.
Tak ada penjelasan soal alasan penggusuran
Diani mengatakan, warga Kampung Akuarium saat itu tidak pernah mendapat pemberitahuan yang jelas dari pemerintah mengenai alasan penggusuran. Yang mereka tahu, hanya soal pengosongan lahan yang mesti dilakukan dalam tempo waktu yang telah ditentukan Pemprov DKI.
Penggusuran yang begitu mendadak saat itu sudah diprotes oleh warga Kampung Akuarium. Namun diabaikan sehingga penggusuran tetap dilakukan pada 11 April 2016.
Kendati telah digusur, warga tetap ada yang bertahan di lokasi penggusuran, meski Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menawarkan relokasi ke rusunawa yang letaknya 28-30 kilometer jauhnya dari Kampung Akuarium.
Puluhan bangunan semi-permanen, bak cendawan di musim hujan, mulai menjamur di bekas lahan penggusuran Kampung Akuarium, Jakarta, 3 Mei 2017. Pasar Ikan dan Kampung Akuarium sebelumnya telah digusur oleh Ahok pada April 2016 untuk direvitalisasi menjadi kawasan wisata bahari bertaraf internasional. TEMPO/Rizki Putra
Warga Kampung Akuarium mendapat intimidasi
Menurut Diani, warga yang memilih bertahan masih harus menghadapi intimidasi dari pihak-pihak yang tidak menginginkan keberadaan mereka di lokasi penggusuran.
Tapi bantuan yang datang dari luar juga tak kalah banyak. Bantuan seperti tenda dan makanan terus berdatangan untuk warga Kampung Akuarium yang memilih bertahan di lokasi penggusuran.
Bahkan ada lembaga bantuan hukum di Jakarta yang menawarkan pendampingan hukum untuk mengajukan gugatan "class action" atas tindakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap warga Kampung Akuarium yang dianggap menggusur secara paksa.
Namun setelah proses di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berjalan hampir dua tahun, warga Kampung Akuarium akhirnya mencabut gugatan tersebut.
Warga mencabut gugatan setelah Anies terpilih
Gugatan dicabut, setelah Anies Baswedan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Mantan Mendikbud itu dinilai membawa harapan dibangunya kembali hunian warga Kampung Akuarium yang telah digusur Gubernur Basuki alias Ahok
Warga Kampung Akuarium Rayakan Peringatan HUT ke-71 RI di atas puing bangunan bekas penggusuran, Jakarta, 17 Agustus 2017, Tempo/Abdul Azis.
Setelah lebih kurang tiga tahun menunggu proses pembangunan, akhirnya Kampung Akuarium bisa kembali berdiri di lahan yang sama dalam bentuk lebih modern yakni hunian vertikal atau rumah susun.
Tempat tinggal adalah hak asasi manusia
Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi Wali Kota Forum Urban 20 (U20) asal Berlin, Jerman, Ana-Maria Trasnea, memuji kegigihan warga Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, dalam memperjuangkan hak asasi mereka yaitu tempat tinggal.
"Saya kira tadi benar-benar impresif, mendengar cerita bagaimana mereka begitu gigih memperjuangkan sesuatu yang menjadi hak asasi mereka," kata Ana usai mengunjungi hunian vertikal di Jakarta yang dikelola warga menggunakan sistem koperasi itu, dalam rangkaian tur kota U20 di Jakarta, Senin.
Orang tua mendampingi anaknya belajar di depan hunian di Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin, 6 September 2021. Rumah susun ini telah diresmikan untuk ditempati warga oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ana pun menyenangi bagian kisah yang disampaikan Darma Diani, saat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akhirnya mau mengubah cara pandang terhadap warga Kampung Akuarium.
"Bagaimana memandu komunitas warga untuk bisa berdaya dan berupaya menjadikan kota ini semakin inklusif, betul-betul impresif menurut saya," kata Ana.
Baca juga: Anies Baswedan: Bukan Rumah Susun, tapi Kampung Susun Akuarium