TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan sarana jaringan utilitas terpadu atau SJUT di Jakarta merupakan bagian dari revitalisasi trotoar di Ibu Kota sejak 2019 lalu.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menyebutkansarana jaringan utilitas terpadu (SJUT) mendukung program revitalisasi trotoar yang dikerjakan secara masif mulai 2019.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan dengan dimasukkannya kabel udara di bawah tanah, kata Hari, tiang-tiang listrik di jalan bisa dikurangi. "Dengan demikian, tidak mengganggu mobilitas pejalan kaki," kata Hari seperti dikutip dari Antara, Senin, 5 September 2022.
Menurut dia, ke depannya akan dibangun tiang dengan sistem canggih, yakni LT smart system.
Ia lantas menyebutkan tantangan dalam pengerjaan SJUT tersebut, salah satunya kondisi jalan yang menyempit sehingga menyebabkan gangguan lalu lintas, terutama pada jam-jam sibuk pada pagi dan sore hari.
Namun, menurut Hari, hal itu dapat ditangani dan disiasati dengan pengaturan manajemen lalu lintas yang telah diaplikasikan di lapangan dengan koordinasi bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan kepolisian.
Manfaat lain SJUT, yakni terjaminnya keamanan kabel utilitas terhadap pengguna jalan, serta memberikan kemudahan dan kecepatan bagi operator dalam melakukan penarikan kabel utilitas pada setiap pelanggannya.
Dinas Bina Marga DKI Jakarta, kata Hari, berencana setelah membangun SJUT di kawasan Mampang Prapatan akan bergerak ke kawasan baru di Jakarta Selatan.
"Di sana ada tahap satu yang meliputi Jalan Cikajang, Senopati, Suryo, dan Jalan Walter Monginsidi. Nantinya ada dua di Sultan Hasanuddin, Pattimura, dan Gunawarman," tuturnya.