TEMPO.CO, Jakarta - Dua bulan menjelang akhir masa jabatannya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan semakin gencar melakukan berbagai peresmian proyek dan program prioritasnya. Salah satunya dengan meresmikan Rumah Down Payment (DP) Nol Rupiah di Cilangkap dan Pondok Kelapa Jakarta Timur sebanyak 1.348 unit pada Kamis, 8 September 2022.
Program ini dinamakan Jakhabitat oleh Anies Baswedan ketika melakukan kampanye Pilkada 2017. Sementara Jakhabitat ini adalah program untuk mengintegrasikan hunian di Jakarta. Lantas, apa sebenarnya Rumah DP Nol Rupiah yang menjadi janji politik Anies dan Sandi.
Jika ditanya perbedaanya dengan hunian DP Nol Persen, maka jawabannya terdapat perbedaan terhadap uang muka. Artinya pada DP Nol Rupiah bank akan mendapatkan uang muka hasil subsidi Pemprov DKI, sedangkan DP Nol Persen tidak mendapatkan sama sekali.
Apa Itu Rumah DP Nol Rupiah?
Dilansir dari jakartamajubersama.com, program Rumah DP Nol Rupiah merupakan bentuk kredit murah berbasis tabungan bagi kalanin masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah.
Dalam catatan Tempo, Anies mengatakan bahwa hunian ini akan membantu bagi masyarakat berpenghasilan rendah karena harganya yang terjangkau. Segmentasinya ialah kelompok berpenghasilan rendah dengan besaran gaji berdasarkan Upah Minimum Provinsi (UMP), yakni Rp4,6 juta hingga maksimal Rp14,8 juta.
Dengan demikian, program ini menjadi alternatif atas permasalahan prasyarat DP yang sangat mahal. Namun tetap, ada prasyarat yang dibutuhkan demi keberlangsungan program ini.
Dengan contoh perlu konsisten menabung di bank selama jangka waktu 6-12 bulan terakhir. Lalu saldo yang ada di bank, sebesar proporsi tertentu dari nilai properti dalam jangka waktu 6 bulan terakhir.
Pada program ini, properti yang ditawarkan berbentuk hunian vertikal sederhana subsidi pemerintah dengan harga sampai sekitar Rp 350 juta. Jadi di atas harga tersebut tidak ditawarkan oleh pemerintah.
Lalu yang menjadi target hunian ini di antaranya meliputi masyarakat yang ber-KTP dengan domisil DKI Jakarta. Ada juga rumah tangga yang penghasilannya sampai sekitar Rp 7 juta per bulan, dan belum memiliki properti sendiri. Terakhit pekerja informal yang penghasilannya tidak tetap.
Sebelumnya, Koran Tempo edisi Rabu, 6 Desember 2017, menulis, rumah susun sederhana milik (rusunami) tanpa uang muka bakal dibangun di tiga lokasi. Dinas Perumahan akan menggarap empat tower rusunami di Pusat Industri Kecil, Pulogadung, Jakarta Timur.
PT Jakarta Propertindo akan membangun rusunami di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Adapun PD Pembangunan Sarana Jaya akan membangun di Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Pemerintah DKI Jakarta sendiri telah memulai pembangunan rumah DP nol rupiah sebanyak 850 unit pada Desember 2019.
Sebelumnya, pemerintah DKI Jakarta melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pembangunan Sarana Jaya telah membangun rumah DP nol rupiah tahap pertama di Klapa Village, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Untuk saat ini, menurut Anies Baswedan telah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan telah tersediannya 1.348 unit rumah yang sudah diresmikan. Bahkan, angka keterisian huniannya mencapai 95 persen atau lebih tinggi dibanding apartemen yang baru 70 persen.
FATHUR RACHMAN
Baca: Di Ujung Masa Jabatan, Gubernur Anies Baswedan Meresmikan Apa Saja?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.