Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebakaran Kerap Berulang di Jakarta, Bagaimana Solusi dan Pencegahannya

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Kebakaran yang melanda pemukiman di Kawasan Pasar Gembrong, Jakarta, Ahad, 24 April 2022. Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya kebakaran.  TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kebakaran yang melanda pemukiman di Kawasan Pasar Gembrong, Jakarta, Ahad, 24 April 2022. Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya kebakaran. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran yang menghanguskan berbagai bangunan, seperti gedung, pabrik sampai kediaman ratusan warga, tidak hanya menelan korban materi, namun juga jiwa. Perisitwa itu terus berulang di Jakarta.

Dinas Penaggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta menyebutkan bahwa sebagian besar pemicu kebakaran adalah karena hubungan pendek arus listrik atau korsleting.

Sementara proses pemadaman juga kerap terkendala oleh keterbatasan sumber air, hingga akses jalanan yang sempit, terutama di pemukiman padat penduduk.

Contoh terbaru yang dapat terlihat adalah kejadian kebakaran di RT 013, RW 002, Kampung Pulo Kambing, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, pada Senin (29/8) dini hari, yang mengakibatkan 40 rumah milik 35 keluarga atau 105 jiwa ludes.

Warga mengaku ketika itu melihat api berawal dari bagian tengah permukiman dan api kian membesar. Sebanyak 80 petugas dengan 16 mobil pemadam yang datang sekitar pukul 03.30 WIB berjibaku memadamkan api hingga pukul 04.53 WIB.

Api cepat membesar di area kebakaran yang diperkirakan seluas 800 meter persegi itu, karena banyak bangunan semi permanen atau menggunakan material tripleks, kemudian gang yang sempit, hanya selebar satu meter di muka dan belakang permukiman, turut menghambat proses pemadaman, di mana mobil pemadam harus parkir di mulut gang dan menarik selang untuk memadamkan api.

Hal-hal tersebut kerap ditemui dalam berbagai kejadian kebakaran di Jakarta, termasuk dalam kebakaran besar di Simprug, Jakarta Selatan, pada Senin (22/8) yang menghanguskan 100 rumah hingga mengharuskan 133 keluarga atau 398 warga mengungsi.

Amukan Jago Merah

Gulkarmat DKI Jakarta menyebutkan dalam lima tahun terakhir sejak 2018 sampai Agustus 2022, dari 8.004 kejadian kebakaran, yang terbanyak terjadi pada 2019 dengan 2.161 kejadian, Tahun 2018 sebanyak 1.751 kejadian, Tahun 2021 sebanyak 1.532, Tahun 2020 sebanyak 1.501 dan 2022 sebanyak 1.059 kejadian.

Berdasarkan data dari dinas, penyebab kebakaran selama lima tahun terakhir, dari 8.004 kebakaran yang disebabkan "korsleting" sebanyak 4.829 kejadian (60 persen), karena penyebab lainnya 1.180 kejadian (14 persen), akibat membakar sampah 859 kejadian (10,7 persen), karena gas 804 kejadian (10,4 persen), akibat rokok 295 kejadian (3 persen), serta akibat lilin 37 kejadian (0,4 persen).

Warga mengunjungi lokasi kebakaran yang terjadi di kampung Pulo Kambing, Jatinegara, Cakung, Jakarta, Senin, 29 Agustus 2022. Kebakaran yang terjadi pukul 03.30 WIB, menghanguskan 40 rumah, dengan penyebab api diduga konsleting listrik. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Kepala Dinas Gulkarmat DKI Satriadi mengatakan bahwa arus pendek bisa terjadi lantaran banyak warga yang masih menggunakan listrik dengan instalasi yang tidak sesuai dengan peruntukannya, kemudian kualitas peralatan yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), bahkan kerap ditemukan pencurian listrik.

"Berbagai hal tersebut makin menambah bahaya kebakaran, karena padatnya Jakarta oleh hunian dan bangunan yang berdempetan, sehingga akhirnya api akan cepat merembet ke bangunan yang sebagian besar berbahan bangunan yang mudah terbakar," katanya.

Di sisi lain, Satriadi juga menjelaskan bahwa pemadaman kebakaran juga dipersulit minimnya sumber air yang tersedia, meski ada infrastruktur hidran sebagai pendukung usaha pemadaman Jakarta.

Dinas Gulkarmat DKI Jakarta mengemukakan terdapat 1.213 hidran di seluruh kota Jakarta, namun hanya sekitar sepertiga atau 421 hidran yang berfungsi sempurna yang disebutnya memiliki tekanan cukup untuk pemadaman.

Hal tersebut, karena selama ini air hidran juga disuplai dari air perpipaan yang dikelola oleh Aetra dan Palyja. Namun saluran air untuk hidran perkotaan tersebut dan konsumsi perumahan bersatu yang menyebabkan tekanan air menjadi kecil.

"Terlebih air perpipaan juga belum sampai ke semua tempat. Akhirnya kami mengandalkan sumber air alam seperti got, kali atau saluran," katanya.

Belum lagi, kata Satriadi, banyak hunian yang berkurang unsur keamanan terhadap efek kebakaran karena alasan keamanan dengan memasang teralis besi di jendela bangunan, seperti kejadian enam penghuni indekos meregang nyawa dan tiga lainnya terluka bakar dalam kebakaran di Jalan Duri Selatan, Kelurahan Duri Selatan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Rabu (17/8) pagi.

Saat itu, polisi menduga korban sulit menyelamatkan diri karena teralis besi yang terpasang dari lantai dua hingga empat ruko. Terali besi yang seharusnya menjadi sarana pengaman rumah justru menjadi jebakan maut saat kebakaran.

Langkah Pencegahan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyaknya kebakaran yang disebabkan korsleting listrik, pihak PLN tidak menampik hal tersebut, namun menjamin akan terus melakukan inspeksi rutin terhadap jaringan listrik yang menjadi aset PLN mulai dari pembangkit sampai ke kWh meter, hingga melakukan penertiban terhadap temuan adanya kelainan pengaliran listrik sesuai daya berlangganan.

Namun demikian, PLN mengingatkan bahwa batas dan wewenang dari perusahaan listrik milik negara itu, hanya dari gardu listrik sampai dengan kWh meter, sementara aliran listrik ke dalam rumah pelanggan menjadi hak dan wewenang pelanggan itu sendiri.

"Karenanya kami mengingatkan agar menggunakan perangkat listrik yang disesuaikan kebutuhan, kemudian tidak mengutak-atik kWh meter PLN yang berada di rumah pelanggan, tidak mengambil listrik langsung dari tiang, karena selain berbahaya juga termasuk dalam pelanggaran," ujar General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan.

Terkait dengan permasalahan hidran air yang belum berfungsi baik, Gulkarmat DKI melakukan pembangunan hidran mandiri sebagai upaya mempercepat penanggulangan kebakaran di wilayah padat penduduk yang selama ini tidak punya atau jauh dari sumber air baik perpipaan maupun alami.

Hidran mandiri tersebut, dibangun di tengah perkampungan yang sumber airnya berasal dari air hujan yang ditampung pada tandon bawah tanah dan dialirkan ke berbagai titik yang sudah ditentukan untuk kemudian digunakan petugas pemadam kebakaran.

Sampai saat ini, telah ada 16 lokasi hidran mandiri di seluruh wilayah Jakarta dengan total panjang pipa penyalur air 11.529 meter, box hidran 153 buah, siamese conection 25 buah, dan sebanyak 12 buah hidran pilar.

"Ke depan kami akan menambah lagi. Kami prioritaskan pada daerah-daerah yang padat hunian, jauh dari sumber air, dan jauh dari pos pemadam kebakaran," tutur Satriadi.

Warga mencari sisa-sisa barang di antara reruntuhan bangunan pasca kebakaran di Jalan Dakota Raya, Kemayoran, Jakarta, Rabu, 18 Mei 2022. Sebanyak 72 personil dan 16 mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. TEMPO/ Cristian Hansen

Terkait dengan sumber air yang masih bersatu, Kepala Dinas Gulkarmat DKI tersebut mengaku tidak memiliki jawaban karena pengelolaan air berada di tangan perusahaan air milik daerah dan bermitra dengan operator swasta yakni Aetra dan Palyja.

Namun demikian, PAM Jaya sebagai badan usaha milik Pemprov DKI dalam pengelolaan air perpipaan, belum memberikan jawaban pasti akan hal ini, namun yang pasti seluruh tanggung jawab pengelolaan air perpipaan mulai 2023 mendatang akan berada di bawah PAM Jaya.

Terkait dengan pemukiman padat yang memiliki bahan bangunan terbakar, dengan jalan yang tergolong sempit dan tidak bisa dilewati truk damkar hingga akhirnya sulit melayani dengan baik, Pemprov DKI Jakarta menyebutkan akan melanjutkan relokasi warga ke hunian baru berupa rumah susun.

Upaya Pemerintah DKI Jakarta

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan pihak pemerintah provinsi semaksimal mungkin berusaha menempatkan warga di rusun karena memang sejak semula penghuni rumah susun dari pemerintah memang diprioritaskan untuk warga kurang mampu, warga perkampungan padat terdampak penggusuran, para korban terdampak banjir dan korban kebakaran di Jakarta.

Pasalnya, dengan menempatkan penduduk pada rumah susun yang merupakan hunian vertikal, memiliki perencanaan yang memadai dalam pencegahan kebakaran dan mengantisipasi efeknya seperti kehilangan nyawa.

"Yang pasti kita terus melakukan pembangunan rusun sewa untuk warga, dan termasuk korban banjir dan kebakaran, itu yang menjadi prioritas," ujar Riza.

Berbagai permasalahan kebakaran di DKI Jakarta, telah teridentifikasi, namun dibutuhkan kesiapan dan keseriusan semua pihak berkepentingan dalam menjalankan usaha mengantisipasi kebakaran yang terjadi berulang di Jakarta, demi kota Jakarta dan penghuninya.

Baca juga: Riza Patria Janji Carikan Lokasi Rusun Terbaik untuk Korban Kebakaran di Simprug Golf

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Metro: Turap 1.200 Meter Cegah Banjir Luapan Cisadane, Pelanggan Cengkareng yang Didenda Rp 33 Juta Titip Pesan ke PLN

3 jam lalu

Banjir di Serpong, Kota Tangerang Selatan akibat luapan Sungai Cisadane, Rabu 22 November 2023. (Dok BPBD)
Top 3 Metro: Turap 1.200 Meter Cegah Banjir Luapan Cisadane, Pelanggan Cengkareng yang Didenda Rp 33 Juta Titip Pesan ke PLN

Pemerintah Kota Tangerang Selatan usul pembuatan turap sepanjang 1.200 meter di bantaran Sungai Cisadane untuk cegah banjir susulan.


5 Provinsi dengan UMP Tertinggi pada 2024, Ada Papua dan DKI Jakarta

18 jam lalu

Ilustrasi Subsidi Upah. Tempo/Tony Hartawan
5 Provinsi dengan UMP Tertinggi pada 2024, Ada Papua dan DKI Jakarta

Sebanyak 34 provinsi di Indonesia telah menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) untuk tahun 2024. Kenaikan upah ini akan diberlakukan mulai 1 Januari 2024. UMP ini berlaku bagi semua pekerja formal yang memiliki masa kerja kurang dari 1 tahun.


Fakta-Fakta Warga Cengkareng Didenda Rp33 Juta Oleh PLN

18 jam lalu

Petugas PLN tengah mengganti meteran listrik model lama dengan Smart meter AMI (Advance Metering Infrastructure) pada rumah pelanggan PLN kawasan Grogol Petamburan, Jakarta, Kamis, 20 Juli 2023. Sistem komunikasi digital ini membuat hasil baca meter menjadi lebih akurat.  Tempo/Tony Hartawan
Fakta-Fakta Warga Cengkareng Didenda Rp33 Juta Oleh PLN

Pelanggan PLN di Cengkareng, SL dan keluarganya didenda sebesar Rp33 juta oleh PLN UID Jakarta Raya


Setelah Jakarta Tak Lagi Berstatus Ibu Kota

19 jam lalu

Setelah Jakarta Tak Lagi Berstatus Ibu Kota

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berfokus menyelesaikan sederet permasalahan krusial, agar Jakarta naik peringkat sebagai kota global, setelah tak lagi menjadi ibu kota.


Denda PLN Tak Bisa Diganggu Gugat, Ini 3 Pelajaran yang Dibagikan Pelanggan di Cengkareng

23 jam lalu

Petugas PLN tengah memasang Smart meter AMI (Advance Metering Infrastructure) pada rumah pelanggan PLN kawasan Grogol Petamburan, Jakarta, Kamis, 20 Juli 2023. Dengan Smart Meter AMI, penggunaan energi listrik pelanggan dapat dilakukan diketahui PLN dari jarak jauh. Tempo/Tony Hartawan
Denda PLN Tak Bisa Diganggu Gugat, Ini 3 Pelajaran yang Dibagikan Pelanggan di Cengkareng

Pelanggan PLN di Cengkareng, SL dan keluarganya, membagikan tiga pelajaran dan pengalaman untuk sesama konsumen perusahaan listrik negara itu.


Tak Kuasa Tolak Denda Rp 33 Juta, Pelanggan Cengkareng Titip Pesan Ini untuk PLN

1 hari lalu

Ilustrasi Listrik dan PLN. Getty Images
Tak Kuasa Tolak Denda Rp 33 Juta, Pelanggan Cengkareng Titip Pesan Ini untuk PLN

Pesan dan harapan untuk PLN berdasarkan pengalaman yang telah dialami. Urusan pembayaran denda, akan diusahakan oleh keluarga.


BMKG: Ada Fenomena Madden Julian Oscillation, Waspada Cuaca Ekstrem hingga Sepekan ke Depan

1 hari lalu

Pohon tumbang menimpa sejumlah kios di Pasar Giwangan Kota Yogyakarta saat hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang, Kamis sore 30 Maret 2023. Cuaca buruk hujan ekstrem itu dampak tak langsung dari Siklon Tropis Herman.  (Dok. BPBD Kota Yogyakarta)
BMKG: Ada Fenomena Madden Julian Oscillation, Waspada Cuaca Ekstrem hingga Sepekan ke Depan

BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.


PLN Journalist Award Kembali Dibuka

1 hari lalu

PLN Journalist Award Kembali Dibuka

PLN Journalist Award Kembali Dibuka, Mengulik Transisi Energi dari Sudut Pandang Jurnalis


Pelanggan Didenda PLN Rp 33 Juta Termasuk Golongan Pelanggaran Terbanyak

1 hari lalu

Warga melakukan isi ulang pulsa listrik di salah satu perumahan, Jakarta, 6 Januari 2016. PT PLN (Persero) berencana akan membebaskan biaya tambah daya listrik untuk pelanggan 450 dan 900 ke 1.300 Volt Ampere (VA) yang berlaku bagi pelanggan rumah tangga. ANTARA/M Agung Rajasa
Pelanggan Didenda PLN Rp 33 Juta Termasuk Golongan Pelanggaran Terbanyak

Sempat melawan sejak Agustus lalu, satu keluarga pelanggan PLN di Cengkareng, Jakarta Barat, ini akhirnya menyerah.


Mengenal Rumah Adat Khas DKI Jakarta dan Makna Filosofinya

1 hari lalu

Rumah adat khas DKI Jakarta terdiri dari 4 macam, yakni rumah panggung, joglo, gudang, dan kebaya. Berikut makna filosofinya. Foto: Canva
Mengenal Rumah Adat Khas DKI Jakarta dan Makna Filosofinya

Rumah adat khas DKI Jakarta terdiri dari 4 macam, yakni rumah panggung, joglo, gudang, dan kebaya. Berikut makna filosofinya.