TEMPO.CO, Jakarta - Massa dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia membawa keranda mayat sebagai bentuk protes terhadap keputusan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Aksi ini mereka lakukan saat menggelar demo menolak kenaikan harga BBM di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Kawasan Monas, Jakarta hari ini.
"Itu adalah penderitaan yang kita terima, kalau terus menerus harga bbm naik, maka pekerja lama-kelamaan akan menderita dan akan mati," ujar Agus Darsana, Ketua Serikat Pekerja Tekstil, Sandang, dan Kulit, SPSI PT. Victory Chingluh Indonesia, Kabupaten Tangerang, saat diwawancarai pada Senin, 12 September 2022.
Mereka mengungkap rasa kekecewaannya lewat spanduk bertuliskan 'Turut Berduka, Matinya Hati Nurani Presiden & DPR, Menaikkan Harga BBM Disaat Rakyat Menderita'. Spanduk tersebut diletakkan tepat di depan keranda mayat, sebagai bentuk protes dari masyarakat terhadap pemerintah.
Setidaknya 3.000 massa dari Jabodetabek dan Bandung yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia ini menuntut dibatalkannya kenaikan harga BBM. Agus menilai bahwa kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM hanya membuat para buruh menderita.
"Karena dengan naiknya BBM otomatis masyarakat pekerja ini akan menderita, karena dengan kenaikan BBM semua harga-harga pokok semua naik, kebutuhan pekerja semua naik," ungkapnya.
Agus lebih lanjut menerangkan bahwa pihak mereka memberikan petisi agar kenaikan harga BBM dan omnibus law dibatalkan. "Paling tidak klaster ketenagakerjaan dikeluarkan dari omnibus law, karena ini sangat menyengsarakan buruh," ucapnya.
VANIA NOVIE ANDINI
Baca juga: PA 212 Demo Tolak Kenaikan BBM, Jalan Merdeka Barat dan Harmoni Ditutup