TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri Dialog Pembukaan Publik Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki pada Selasa, 26 September 2022. Anies mengatakan proses revitalisasi TIM merupakan upaya perkembangan seni di Jakarta.
Anies menjelaskan revitalisasi TIM lebih dari sekedar soal bangunan baru, tapi bagaimana melakukan penyegaran sehingga ada proses saling belajar di antara para seniman, proses interaksi, proses penampilan yang nantinya akan bisa bermanfaat pada kemajuan seni budaya di Jakarta
Proyek revitalisasi yang digarap oleh Jakarta Propertindo atau Jakpro, kata Anies merupakan perwujudan dari kebutuhan para seniman akan ruang eksplorasi. Anies menilai bahwa seluruh kegiatan seni akan jauh lebih leluasa ketika dikelola dengan pola manajemen yang punya fleksibilitas.
"Kita tidak melakukan pembangunan ini di bawah dinas kita, tetapi ditugaskan kepada institusi Jakarta Propertindo yang merupakan BUMD DKI Jakarta," ucapnya di Teater Wahyu Sihombing, Jakarta Pusat
Sebelumnya, pada tahun 2018 Pemprov DKI Jakarta memisahkan pariwisata dan kebudayaan menjadi dua entitas yang berbeda. Hal ini dikarenakan jika dua bidang tersebut disatukan maka akan terjadi bentrok.
"Ketika pariwisata dan budaya itu dijadikan satu maka yang kebudayaan itu it's never design to make money, dan tidak boleh di desain untuk mencari keuntungan. Tapi kalau pariwisata, pariwisata itu memang untuk menggerakkan perekonomian,"
Peran Jakpro dalam proyek revitalisasi hanya sebagai pengelola dalam mengurus pembangunan. Sementara yang bakal mengawasi Taman Ismail Marzuki pada awalnya diserahkan ke Dinas Kebudayaan.
"Kami berkeinginan satu ini menjadi sebuah ekosistem seni budaya berskala global, kami ingin agar ada fleksibilitas pengelolaan karena itu ditugaskan kepada Badan Usaha Milik Daerah" ujarnya.
Anies menegaskan tidak ada komersialisasi dalam proyek ini. Menurutnya, negara memiliki peran dalam menghadirkan fasilitas dan kebutuhan masyarakat agar dapat memberi manfaat.
"Komersialisasi terjadi bila dia dituntut untuk mencari untung, bila tidak dituntut mencari untung kita membutuhkan fleksibilitasnya sebagai sebuah organisasi yang bisa mengelola aktivitas seni di tempat ini," katanya.
Anies berharap bahwa agenda pengembangan kegiatan seni dan budaya di TIM dapat terus berlanjut. Ia juga mengimbau agar pengalokasian dana untuk kebudayaan tetap terjaga.
"Tolong bantu dikawal supaya besok-besok kedepan alokasi anggaran untuk kegiatan kebudayaan, alokasi anggaran untuk kegiatan kesenian tidak mengalami pengurangan bahkan harus mengalami penambahan di kemudian hari," tuturnya.
VANIA NOVIE ANDINI
Baca juga: Revitalisasi TIM Rp 1,4 Triliun dari Dana PEN Tuntas, Anies Baswedan: Insya Allah Memberi Manfaat