TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Fadil Imran merilis wacana pemindahan lokasi demonstrasi yang biasa jadi favorit di Ibu Kota Jakarta seperti bundaran Patung Kuda. Dia menilai pemindahan lokasi demonstrasi ke Monumen Nasional (Monas) membuat aksi penyampaian pendapat menjadi efektif.
Pemilihan tempat ini menurut Fadil Imran sangat tepat, tidak saja bagi kelompok demonstran, tapi juga bagi anggota kepolisian dan juga warga masyarakat lain yang selama ini dinilai terganggu oleh kegiatan unjuk rasa di area Patung Kuda.
Berikut alasan Polda Metro Jaya mau pindahkan lokasi demonstrasi ke halaman Monumen Nasional alias Monas:
1. Dianggap mengganggu masyarakat
Menurutnya, kawasan Patung Kuda yang selama ini favorit massa aksi masih kurang cocok sebagai tempat untuk berunjuk rasa,Fadil Imran membuka opsi untuk menjadikan Monas sebagai lokasi baru.
Fadil menjelaskan selama demo di Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat sudah pasti dilakukan penutupan, tentu hal ini akan mengganggu masyarakat yang beraktivitas, pemindahan titik demo ke kawasan Monas itu dilakukan demi kepentingan publik.
Aliansi Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) melakukan aksi menolak kenaikan harga BBm di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Senin, 19 September 2022. IMM sepakat bahwa kenaikan harga BBM menjadi bukti kegagalan pemerintah. TEMPO/Aqsa Hamka
“Saya melihat bahwa ada sebuah ruang yang bisa kita pergunakan. Kita demo saja di Monas. Di satu sisi hak penyampaian pendapat bisa terealisasi, tapi hak para pengguna jalan pun tidak ikut terganggu," kata Fadli Kamis, 22 September 2022
2. Agar demonstrasi tak ganggu lalu lintas
Sebelumnya Fadil Imran menuturkan soal pemindahan lokasi itu agar proses penyampaian pendapat tidak lagi menganggu lalu lintas. Dia menyebut jika demonstrasi di Monas bisa menampung lima ribu sampai enam ribu orang.
"Saya punya pikiran untuk memindahkan demonstrasi dari (jalan) Medan Merdeka Barat, ke Monas," kata Kapolda Fadil Imran di Balai Pertemuan Metro Jaya, Kamis, 22 September 2022.
Fadil mengatakan pihak kepolisan akan memfasilitasi masyarakat yang hendak berunjuk rasa dengan menyediakan panggung dan pengeras suara. Bahkan dia mengklaim sudah membeli sound system berdaya 30 ribu watt yang sama dengan konser band Metallica di Stadion Wembley, London.
3. Polisi menjadi Jembatan untuk Demonstran
Bila massa aksi hendak bertemu dengan perwakilan pihak yang didemo, polisi akan menjembatani.
"Nanti kementerian atau satuan kerja yang dituju kita hubungi. Misalnya kayak mau ke MK nanti akan kami panggil datang ke sini. Di sini ada pospol ada ruangan kita siapkan. Kalau yang dituju misalnya istana nanti KSP sesuai dengan kedeputian yang dimaksud kita akan panggil kesini," kata Fadil.
Dengan begitu, Fadil menyebut pihaknya tidak perlu menutup Jalan Medan Merdeka Barat yang biasa dijadikan lokasi demo. Sebab, menurutnya banyak warga yang dirugikan lantaran penutupan jalan tersebut.
"Jadi itu harapan saya, bagaimana pun menyampaikan pendapat itu merupakan sebuah hak. Tapi disisi lain kenyamanan warga Jakarta juga menjadi sebuah keniscayaan sebuah hak juga yang harus diperhatikan," kata Fadil.
4. Sudah bicara dengan Anies Baswedan
Dia mengklaim pernah membicarakan usul ini bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Namun ke depannya akan berdiskusi lagi secara intens dengan penjabat gubernur pengganti Anies.
Selain dengan Gubernur DKI, Fadil Imran juga akan membahas pemindahan lokasi demonstrasi ini dengan kalangan civil society, para mahasiswa dan serikat buruh. "Dengan ormas saya juga akan undang. Jadi mudah-mudahan itu akan menjadi sebuah kenyataan," katanya.
IDRIS BOUFAKAR
Baca juga : Kapolda Metro Mau Pindahkan Lokasi Demonstrasi karena Banyak Warga Terganggu Penutupan Jalan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.