TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta Boy Bhirawa menyoroti PT Transportasi Jakarta yang merevitalisasi Halte Transjakarta Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat tanpa melalui sidang TSP ataupun Tim Ahli Cagar Budaya (TACB).
Bangunan halte tersebut, kata Boy, berdiri di kawasan Bundaran HI yang tergolong objek diduga cagar budaya (ODCB). "Di dalam kasus ini memang dia (Transjakarta) bablas ya," kata dia saat dihubungi, Kamis, 29 September 2022.
Boy menjelaskan TACB telah mengusulkan kawasan Bundaran HI dan Patung Selamat Datang sebagai objek diduga cagar budaya sejak 2019. Akan tetapi, pemerintah DKI belum memproses usulan tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak kunjung menerbitkan surat keputusan bahwa dua objek tersebut ditetapkan sebagai cagar budaya. Menurut Boy, hal ini tidak menjadi masalah, karena ODCB tetap harus diperlakukan sebagai cagar budaya.
Karena itulah, dia melanjutkan, perlunya kehati-hatian ketika instansi tertentu berencana mendirikan bangunan di kawasan ODCB. Misalnya revitalisasi Halte Bundaran HI yang mendirikan bangunan dua lantai. Bangunan halte yang baru justru menutupi Patung Selamat Datang.
Boy berujar, PT Transjakarta seharusnya meminta dengar pendapat publik atau public hearing melalui TSP dan TACB. "Ini sebenarnya menjadi masukkan oleh gubernur untuk membuat keputusan," ucap dia.
TSP dan TACB berada dalam naungan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Jika ada permohonan dari PT Transjakarta, maka TSP dan TACB akan menggelar sidang yang membahas revitalisasi Halte Bundaran HI. Hasil sidang akan menjadi dasar pertimbangan Dinas Kebudayaan untuk menerbitkan rekomendasi pembangunan halte di kawasan ODCB.
Masalahnya PT Transjakarta langsung membangun Halte Bundaran HI tanpa meminta rekomendasi dari TSP ataupun TACB. Alhasil, BUMD DKI itu telah melanggar prosedur terkait cagar budaya yang seharusnya dilalui.
Boy menyatakan bangunan halte telah menghalangi visual Patung Selamat Datang. Padahal, halte yang berdiri di median jalan tak boleh terlalu tinggi ataupun melebar ke jalan. "Jadi posisinya memang secukupnya kebutuhan dari halte, tidak mengada-ada," ujar dia.
PT Transjakarta menargetkan revitalisasi 46 halte pada 2022. Revitalisasi ini terdiri dari 4 halte ikonik, 4 halte terintegrasi, dan sisanya halte biasa. Total anggarannya Rp 600 miliar.
Halte ikonik tersebut terdiri dari Halte Tosari, Halte Dukuh Atas, Halte Bundaran HI, dan Halte Sarinah. Proses revitalisasi tengah berlangsung dan ada beberapa yang sudah rampung.
Baca juga: Dirut Transjakarta Irit Bicara soal Proyek Revitalisasi Halte Bundaran HI