TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Muhammad Fadil Imran menginstruksikan kepada para personelnya untuk mengamankan situasi Ibu Kota selama Parliamentary Speakers Summit (P20) sesuai dinamika di lapangan. Apalagi saat ini Polri dilirik masyarakat setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa, Timur.
"Peristiwa ini telah menjadikan semua pandangan masyarakat tertuju kepada kita. Maka dari itu ke depankan langkah-langkah pencegahan, perkuat tahapan persiapan, dalam berbagai kesempatan saya sampaikan filosofi Tailor Make, filosofi bagaimana kita menjahit baju, bahwa setiap orang memiliki ukuran yang berbeda," ujarnya saat apel di Polda Metro Jaya, Selasa, 4 Oktober 2022.
Jenderal bintang dua itu mengatakan pengamanan harus dipersiapkan di setiap objek vital lokasi sampai pengamanan para delegasi. Pihaknya akan menerapkan Tactical Wall Game (TWG) untuk mengamankan.
"Secara teknis dan taktis kali ini akan dilaksanakan Tactical Wall Game (TWG) yang akan kita laksanakan untuk menyamakan persepsi, cara bertindak dan mengklasifikasikan tahapan situasi," tuturnya.
Fadil Imran berpesan setiap personel harus berpedoman pada Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan Polri. Cara itu untuk memahami tahapan-tahapan massa mulai dari kerumunan sampai potensi adanya kekacauan.
Dia menegaskan pengamanan aparat harus humanis dengan kasih sayang. Pengamanan acara G20 ini, kata Fadil, sekaligus menunjukan penghargaan terhadap aspek kemanusiaan dan demokrasi yang ada di Indonesia.
"Bentuk pengamanan seperti yang saya sampaikan di depan harus mengedepankan konsep Tailor Make, jadi segala keputusan yang akan kita ambil harus disesuaikan dengan situasi kondisi dinamis di lapangan. Kita berharap kegiatan sidang ke-8 G20 Parliamentary Speakers Summit (P20) ini dapat berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir," kata Kapolda Metro Jaya.
Baca juga: Belajar dari Tragedi Kanjuruhan, Kapolda Metro Jaya Ingatkan Evaluasi Standar Pengamanan