TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Museum Sumpah Pemuda mengakui ada kelalaian sehingga menyebabkan seorang konsultan pengawas bernama Beny Rusmawan bisa memegang biola milik WR Supratman yang merupakan benda koleksi sejarah.
"Museum dalam hal ini telah melaksanakan kesalahan prosedur sehingga saudara Benny dengan leluasa memegang koleksi tersebut," kata pihak Museum dalam keterangan tertulis yang diunggah di akun resmi Twitter @M_SumpahPemuda, Sabtu, 29 Oktober 2022.
Sebelumnya, Beny sempat mengunggah foto dirinya tengah memegang Biola milik WR Supratman di akun Facebooknya. Postingan itu pun memicu berbagai reaksi publik karena tidak seharusnya koleksi sejarah dapat disentuh oleh sembarang orang.
Peristiwa itu diketahui terjadi saat Museum Sumpah Pemuda melakukan revitalisasi tata pamer pameran tetap di tahun 2021. Beny yang merupakan pengawas proyek melakukan pemindahan koleksi dari tempat penyimpanan lama ke yang baru. Saat itu lah Beny memegang biola WR Supratman dan mendokumentasikannya secara pribadi dengan spontan.
Setelah kejadian tersebut, pihak museum melaksanakan konservasi tingkat ringan dan meminta Beny menghapus unggahannya. "Museum Sumpah Pemuda memastikan koleksi tersebut dalam kondisi baik dan aman tanpa kekurangan," tulis pihak Museum dalam klarifikasinya.
Sementara, Beny juga telah membuat klarifikasi di media sosial. Ia mengatakan sudah mendapat teguran dari pihak Museum dan mengakui kesalahannya karena memegang biola milik WR Supratman yang merupakan benda koleksi museum.
"Atas kejadian ini saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak Museum Sumpah Pemuda dan seluruh masyarakat serta menyesali atas perbuatan saya memegang biola WR. Supratman tanpa prosedur yang benar," tulis Beny dalam unggahan Facebooknya.
VANIA NOVIE ANDINI
Baca juga: Mengapa WR Supratman Diburu Belanda Setelah Kongres Pemuda?