TEMPO.CO, Jakarta - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) membentuk Divisi Keselamatan untuk meningkatkan keselamatan perjalanan armadanya. Direktur Operasi dan Keselamatan PT Transjakarta Yoga Adiwinarto mengatakan bertambahnya risiko kecelakaan pada bus Transjakarta dapat terjadi ketika jumlah bus dan jumlah rute bertambah.
"Kita baru bentuk Divisi Keselamatan memang di tahun 2022. Risiko Transjakarta 220 rute yang dijalankan itu hanya 39 yang BRT, sisanya itu non-BRT dan mikrotrans," kata Yoga di Jakarta, Selasa, 8 November 2022.
Menurut Yoga risiko kecelakaan cenderung meningkat karena jumlah armada dan rute bertambah banyak. "Teorinya adalah makin banyak dia berjalan, makin besar risikonya. Itulah yang kita pakai mengapa kita terus mengadvokasi accident rate," ujarnya.
Yoga mengatakan PT Transjakarta menggunakan standar dari Kementerian Perhubungan untuk mengukur tingkat kecelakaan armadanya.
Dia juga mengatakan risiko awareness bukan hanya ada di pihak Transjakarta. Risiko bisa berasal dari pelanggaran yang dilakukan pengendara motor dan mobil sehingga berdampak pada kecelakaan yang melibatkan Transjakarta.
"Jadi kalau dibilang Transjakarta belum ada awareness-nya itu kita sedang perbaiki, kita sudah mulai mapping, inilah yang dilakukan oleh program Transjakarta untuk menjaga keselamatan. Dan bukan hanya operatornya, manajemennya juga kita rangkul bahwa awareness keselamatan itu harus menjadi prioritas," ucap Yoga
Yoga menambahkan, pihak Transjakarta tidak bisa bergerak sendirian kalau seandainya jalur lalu lintas masih harus berbagi dengan rute-rute kendaraan yang lain. "Jadi ini menurut saya momen yang bagus juga untuk kita, baik Dishub, Kepolisian atau instansi lain untuk mengampanyekan tentang keselamatan" ujarnya.
Namun Yoga mengatakan pihaknya akan bertanggung jawab kalau kecelakaan itu berhubungan dengan Transjakarta. Tapi kampanye keselamatan adalah tanggung jawab bersama, dengan dinas dan instansi lain.
Baca juga: Heru Budi Minta Transjakarta Terapkan Pola Pikir Keselamatan untuk Cegah Kecelakaan