TEMPO.CO, Jakarta - Data BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan III 2022 sebesar 5,94 persen secara tahunan atau year on year.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta akan mendorong momentum positif pemulihan ekonomi Jakarta dengan memperkuat koordinasi dengan Pemerintah DKI Jakarta.
"Untuk mendorong momentum akselerasi pemulihan ekonomi di berbagai sektor di DKI Jakarta guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta Adang Kurnia Saputra dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 10 November 2022.
Pertumbuhan ekonomi Jakarta lampaui angka nasional
Berdasarkan rilis BPS, ekonomi DKI Jakarta pada triwulan III 2022 tumbuh sebesar 5,94 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 5,62 persen (yoy) dan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,72 (yoy).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang lebih tinggi terutama bersumber dari kinerja konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan terutama bersumber dari jenis usaha perdagangan, jenis usaha informasi dan komunikasi serta jenis usaha jasa lainnya.
Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2022 tumbuh sebesar 7,75 persen secara tahunan (yoy) sehingga memberikan kontribusi sebesar 4,48 persen secara tahunan (yoy) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan aktivitas masyarakat yang terindikasi dari tingginya mobilitas serta peningkatan impor barang konsumsi dan konsumsi listrik rumah tangga.
Baca: Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Naik 5,59 Persen, Lebih Tinggi dari Pertumbuhan Nasional
Selanjutnya, investasi secara tahunan tercatat tumbuh sebesar 6,43 persen (yoy) dengan andil sebesar 2,46 persen (yoy), sejalan dengan akselerasi sektor konstruksi serta peningkatan belanja modal pemerintah dan impor barang modal.
Adapun kinerja ekspor juga tumbuh tinggi, yaitu sebesar 13,76 persen (yoy) baik untuk ekspor barang maupun ekspor jasa sehingga memberikan kontribusi sebesar 9,70 persen (yoy) terhadap PDRB DKI Jakarta.
Konsumsi pemerintah masih kontraksi tahan laju pertumbuhan
Di sisi lain, BPS mencatat konsumsi pemerintah masih mengalami kontraksi sebesar 9,84 persen (yoy) dan menjadi penahan laju pertumbuhan.
Dari sisi sektoral atau lapangan usaha, pertumbuhan pada triwulan III 2022, terutama ditopang oleh pertumbuhan pada lapangan usaha perdagangan, yaitu sebesar 9,65 persen (yoy) dengan andil sebesar 1,48 persen (yoy) terhadap PDRB DKI Jakarta.
Kondisi tersebut sejalan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga seiring pelonggaran kapasitas pusat perbelanjaan dan toko ritel.
Selanjutnya, lapangan usaha Informasi dan Komunikasi tumbuh sebesar 6,09 persen (yoy) sehingga memberikan andil sebesar 0,81 persen (yoy) terhadap PDRB DKI Jakarta.
Lapangan usaha jasa lainnya juga tumbuh tinggi, yaitu sebesar 18,38 persen (yoy) yang didorong oleh meningkatnya jasa hiburan dan jasa perawatan pribadi sehingga memberikan kontribusi sebesar 0,66 persen terhadap pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.
Di samping itu, beberapa sektor lainnya juga masih mencatat pertumbuhan positif seperti lapangan usaha konstruksi 3,36 persen (yoy) sejalan dengan masih berlanjutnya pembangunan proyek strategis pemerintah.
Kemudian lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 13,67 persen (yoy) seiring dengan peningkatan aktivitas pariwisata, penyelenggaraan event musik dan olahraga serta penyelenggaraan gelaran MICE berskala nasional dan internasional.
Terakhir, lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 11,82 persen (yoy), seiring dengan meningkatnya kinerja bongkar muat. Kemudian meningkatnya kinerja angkutan darat, laut dan udara serta peningkatan aktivitas transaksi perdagangan digital melalui e-commerce.
Baca juga: Bank Indonesia: Formula E Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jakarta