TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi menyatakan ada delapan murid SD Negeri di Jatiasih yang diduga menjadi korban pelecehan seksual. Tiga di antaranya telah melapor ke polisi.
"Ada anak kelas 4, kelas 3, kelas 2. Peristiwanya sudah terjadi lebih dari setahun yang lalu," kata Komisioner KPAD Kota Bekasi Bidang Hukum Novrian di Bekasi, Kamis, 17 November 2022.
Dugaan pelecehan di sekolah oleh guru berstatus tenaga kerja kontrak (TKK) terungkap ke publik pada Jumat pekan lalu. Pelaku telah mengakui secara lisan kepada kepala sekolah tempatnya bekerja. Sejak saat itu, pelaku menghilang.
Saat ini KPAD sudah memberikan pendampingan kepada para korban yang mengalami trauma. Novrian pun berharap pihak kepolisian bisa segera menangkap pelaku yang saat ini masih buron.
"Ketika korban melihat pelaku sudah tertangkap, mengurangi rasa traumatis. Berdasarkan asesmen kemarin, kami tanya 'kalau pelaku tertangkap bagaimana?' Mereka bilang enggak takut lagi," ujar Novrian.
Kapolres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Hengki mengatakan sejauh ini polisi masih berupaya menangkap pelaku yang sudah melarikan diri sejak kasus itu dilaporkan pada Jumat, pekan lalu. "Kami (masih) melakukan pengejaran," ujar Hengki, Jumat, 18 November 2022.
Sebelumnya, SJ, 36 tahun, orang tua salah satu korban melapor ke Polres Metro Bekasi Kota. Ia mengatakan anaknya diduga menerima pelecehan dari gurunya saat kegiatan belajar mengajar pada Kamis, 3 November 2022.
Pelaku diduga nekat menyentuh area vital tubuh siswi yang masih duduk di bangku kelas dua SD itu. "Trauma banget dia (korban) sebenarnya, pas cerita itu dia enggak berani ke saya ceritanya ke kakaknya terus kakaknya cerita ke saya," kata SJ di Bekasi, Selasa, 15 November 2022.
SJ sudah melaporkan kejadian itu kepada pihak Polres Metro Bekasi Kota. Kasus itu kini tengah dalam penyelidikan pihak kepolisian.
ADI WARSONO
Baca juga: Murid SD Korban Pelecehan Seksual Guru di Bekasi Bertambah Jadi 3, Pelaku Masih Buron