TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Depok Mohammad Idris membantah, para siswa SDN Pondokcina 1 mengalami trauma psikologis seperti yang ramai diberitakan media massa. Para siswa disebut alami trauma akibat polemik yang berlarut hingga satu bulan lebih ini.
Idris mengklaim, sampai hari ini kondisi psikologis para siswa SDN Pondokcina 1 masih aman. "Psikologi anak dalam kondisi baiklah, tak seperti yang diberitakan bahwa anak pada teriak, trauma dan sebagainya," kata Idris kepada wartawan, Selasa 13 Desember 2022.
Idris mengatakan, pihaknya melalui Dinas Pendidikan Kota Depok pun tidak melakukan penelantaran terhadap siswa SDN Pondokcina 1.
"Tidak ada penelantaran anak dari sisi pendidikan," kata Idris.
Namun begitu, lanjut Idris, pihaknya akan menindaklanjuti setiap masukan-masukan dari berbagai pihak soal polemik SDN Pondokcina 1 untuk dilakukan evaluasi dan menentukan kebijakan selanjutnya.
"Pemerintah menerima masukan-masukan dari lembaga dalam hal ini, untuk kami jadikan sebagai bahan untuk kebijakan-kebijakan selanjutnya," kata Idris.
Polemik SDN Pondokcina 1 bergulir selama satu bulan lebih. Dimulai pada tanggal 7 November 2022, yang saat itu siswa sudah diminta belajar dari rumah (BDR) selama sepekan karena Dinas Pendidikan mau memindahkan aset sekolah ke SDN Pondokcina 3 dan 5.
Terjadi penolakan orang tua saat itu, karena para siswa yang sudah jenuh melakukan BDR karena pandemi Covid-19, harus kembali melakukan BDR demi kepentingan Pemerintah Kota Depok membangun masjid.
Penolakan orang tua siswa itu dibuktikan dengan tetap mengantarkan anaknya ke sekolah. Tapi, sejak tanggal itu hingga hari ini, Dinas Pendidikan Kota Depok tidak lagi menghadirkan guru ke SDN Pondokcina 1, sehingga para siswa diajar oleh relawan dari orang tua, masyarakat hingga mahasiswa.
Peristiwa ini pun mendapat sorotan publik, sampai KPAI hingga Komnas HAM turun tangan untuk mengentaskan persoalan tersebut dan mengembalikan hak anak atas pendidikan.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Baca juga: Pemprov Jabar Tunda Pembangunan Masjid, Wali Kota Depok: Tidak Ada Pernyataan Resmi ke Saya