TEMPO.CO, Jakarta - Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo menyinggung soal perdagangan manusia di Indonesia dalam khotbah misa Natal di Gereja Katedral Jakarta. Ia menyebut kasus perdagangan manusia cenderung tinggi.
"Perdagangan manusia ini, kan realitas, dikatakan di dalam analisa-analisa perdagangan manusia itu adalah kejahatan ketiga yang paling besar di dunia," kata Ignatius Kardinal Suharyo dalam konferensi pers di Gedung Karya Pastoral Keuskupan Agung Jakarta, Gereja Katedral, Ahad, 25 Desember 2022.
Baca juga: Pesan Natal Anies Baswedan: Semoga Kedamaian Mengiringi Umat Kristiani
Ia mengatakan perdagangan manusia berada di urutan ketiga setelah perdagangan senjata dan kasus narkoba. Fenomena ini menjadi kekhawatiran pihaknya. Oleh karena itu, pada perayaan Natal kali ini Keuskupan Agung Jakarta mengusung tema '...Pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.'
Tema ini dimaknai sebagai perubahan perilaku yang diharapkan Keuskupan Agung Jakarta terhadap umat Katolik untuk tidak hanya merayakan Natal sebagai suatu perayaan, tetapi menghayati dengan keimanan.
"Yang pertama adalah perdagangan senjata, perdagangan narkoba, ketiga adalah perdagangan manusia. Di Indonesia cenderung tinggi," ujarnya
Menurut dia, ada banyak jenazah yang dijual ke luar negeri. "Kalau saya kontak dengan teman di NTT ada yang mengatakan setiap hari kami menerima jenazah dari saudara kita yang dalam tanda petik dijual ke luar negeri, mengerikan sekali," kata dia.
Tidak hanya perdagangan manusia, Ignatius Kardinal Suharyo juga menyoroti soal makanan yang dibuang menjadi sampah. "Itu menyentuh hati, sampah makanan yang dibuang kalau dihitung selama satu tahun itu harganya Rp330 triliun," ucapnya.
Fenomena itu, tentu membuatnya miris karena banyak masyarakat yang sulit memenuhi kebutuhan pangan. Oleh karena itu, ia mengajak umat Katolik untuk kembali ke ajaran Yesus dan mengimaninya.
"Banyak saudara/saudari kita yang mencukupi makanan pun belum bisa, sementara di lain pihak ada data seperti itu, itu data penelitian. Merayakan Natal itu berarti peduli terhadap masalah-masalah seperti itu," ucap dia.
"Karena Natal kedatangan Yesus kalau boleh dibahasakan dalam bahasa yang biasa itulah dalam wujud kepedulian Allah terhadap manusia. Itu bahasa gereja katoliknya," sambung dia.
Dalam khotbah Misa Natal, Uskup Agung Jakarta juga mengatakan perayaan Natal selalu membawa sukacita dan damai sejahtera bagi hidup karena Yesus datang untuk membebaskan umat dari belenggu dosa.
MUTIA YUANTISYA
Baca juga: Pesan Natal Ahok: Ajak Kasihi Sesama Manusia