TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran mengatakan setiap pemilihan umum (Pemilu) pasti diikuti dengan meningkatnya ketegangan di tengah masyarakat. Sebabnya pihaknya menyiapkan strategi untuk mendinginkan suasana yang diprediksi akan memanas jelang tahun politik 2024.
"Ini menjadi sebuah yang lazim terjadi, tetapi Polda Metro Jaya memiliki konsep dan pengalaman menjaga agar suhu tetap sesuai dengan suhu kamar, temperaturnya tetap terjaga," kata Fadil Imran di kantornya, Sabtu, 31 Desember 2022 dikutip dari Antara.
Fadil menyebut sistem tersebut seperti sebuah radiator mobil yang berfungsi meredam panas.
Terkait kerja sistem tersebut Fadil mengatakan ada beberapa langkah, yang pertama adalah berkoordinasi dengan penyelenggara Pemilu untuk membantu meredam apabila muncul situasi panas.
"Sejak awal kita sudah bekerja sama dengan penyelenggara Pemilu baik dari KPU, Bawaslu dan lainnya agar suasana tahun politik bisa berjalan tetap sejuk," ujarnya.
Jenderal polisi bintang dua tersebut memahami bahwa tensi pada tahun politik akan merambah ke dunia maya.
Hal yang disinyalir akan muncul jelang tahun politik, yakni ujaran kebencian dan sistem pendingin Polda Metro Jaya juga akan menyasar ke ranah siber dengan pendekatan edukasi dan preventif.
"Pemolisian dunia siber yang lebih berorientasi kepada edukasi. Kan ada program siber itu yang sebelum memproses harus ada mediasi, kemudian ada yang namanya edukasi," ujar Fadil.
Meski demikian Fadil menegaskan tindakan tegas akan diberikan untuk ujaran kebencian yang masuk kategori membahayakan keamanan negara dan bermuatan SARA yang akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kalau itu memang penegakan hukumnya harus tegas, polisi tidak akan bekerja sendiri tapi akan bersama stakeholder yang lain, kementerian yang lain, namun tentunya dari sekarang kita sudah melakukan upaya sosialisasi dan edukasi," tuturnya.
Baca juga: Rilis Akhir Tahun 2022, Polda Metro Jaya Tuntaskan 89 Persen Kasus Kejahatan