TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan ITF Sunter mencapai Rp 5,2 triliun. Sementara itu, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pelaksana proyek hanya mendapatkan penyertaan modal daerah (PMD) 2023 senilai Rp 550 miliar atau 10 persen dari nilai proyek.
"Walaupun itu baru sekitar 10 persen dari total kebutuhan dana pembangunan ITF, paling tidak bisa memulai proses Jakpro yang selama ini tertunda," kata dia di Bantargebang, Bekasi, Senin, 2 Januari 2023.
Baca Juga:
Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Anies Baswedan telah melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan ITF Sunter pada 2018. Seremoni ini bukan yang pertama kalinya. Gubernur sebelum Anies juga pernah menggelar groundbreaking pengerjaan fasilitas pengolahan sampah ini.
Akan tetapi, hingga kini pembangunan ITF Sunter mandek. PT Jakpro masih mencari investor yang mau bekerja sama mengucurkan pendanaannya untuk ITF Sunter.
Asep berharap suntikan modal Rp 550 miliar dapat digunakan untuk membiayai proses awal, seperti perjanjian jual beli listrik (PJLB) dengan PT PLN. Sebab, tutur dia, salah satu syarat PJLB adalah memasukkan jaminan pelaksanaan 10 persen dari total proyek.
"Kalaupun itu bisa untuk mempelancar proses PJBL ataupun mungkin Jakpro punya pendanaan lain selain Rp 550 miliar itu, kami harapkan memang paling tidak dari dana yang sudah dikucurkan bisa memulai proses konstruksi," jelas dia.
Dia pun mengharapkan DPRD DKI tidak hanya menyetujui PMD pembangunan ITF Sunter di tahun ini. "Memang kalau komitmen ini akan terus berlanjut mudah-mudahan PMD tidak hanya tahun ini, tapi tahun-tahun depan juga bisa dikucurkan PMD lagi," ucap Asep.
Baca juga: Kepala Dinas Lingkungan DKI Buka Suara Soal ITF Sunter Usai Disinggung Jokowi
Mandek sejak 2019
Selain itu, Asep mengatakan PT Jakpro telah menandatangai PJLB dengan PLN pada 2019. Namun, realisasinya terpaksa mundur, karena ITF Sunter belum dibangun.
"Perjanjian jual beli listriknya sudah ditandatangani pada 16 Oktober atau 19 Oktober 2019, saya lupa, tapi memang belum bisa terealisasi, karena memang fasilitasnya belum terbangun," kata dia.
Dia menyebut tidak bisa menyampaikan perkembangan teranyar proyek ITF Sunter. Musababnya, memang belum ada progres apapun dari proyek yang sempat disinggung oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi beberapa waktu lalu itu.
"Jadi progres ITF memang, saya cuma bisa katakan masih sama dengan yang sebelumnya," ujar dia.
Hingga saat ini Jakpro masih mencari mitra investor. "Jakpro untuk ITF Sunter ya seperti yang disampaikan presiden itu masih dalam proses mencari mitranya," tutur dia.
Menurut dia, Jakpro menargetkan mendapatkan calon mitra terpilih pada akhir Januari 2023. Setelah mendapatkan mitra terpilih, BUMD DKI itu akan melanjutkan proses perjanjian kerja sama (PKS).
"Ada proses lagi oleh mitra terpilih menyusun lagi perjanjian kerja samanya, termasuk hal-hal lain yang memang menjadi ketentuan dari Jakpro kepada calon mitranya," ucap anak buah Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono ini.
Baca juga: Jokowi Singgung ITF Sunter, Heru Budi Jawab dengan Proyek RDF Bantargebang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.