TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menggunakan scientific crime investigation dalam mengungkap sejumlah kasus pelik. Metode ini dinilai sangat ampuh dalam mengungkap kasus besar yang jadi sorotan masyarakat belakangan ini, seperti kematian satu keluarga berjumlah 4 orang di Kalideres, Jakarta Barat, kasus mutilasi di Bekasi, dan pembunuhan Brigadir J yang diakui oleh Ferdy Sambo sebagai pelakunya.
Menggunakan scientific crime investigation, hal-hal yang rumit dan merepotkan polisi dalam pengungkapan kasus, menjadi lebih terang benderang. Detail-detail dari semua hal yang berkaitan dengan kasus mampu diurai dengan baik oleh polisi.
Dalam kasus mutilasi di Bekasi, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyatakan tidak mau terburu-buru dalam menetapkan tersangka dalam kasus mutilasi di Bekasi.
Meski sejumlah petunjuk sementara telah diperoleh polisi, penyidik, menurut Hengki belum mengambil kesimpulan final atas kasus penemuan mayat yang sudah dimutilasi di sebuah kos-kosan di Tambun, Bekasi, Kamis, 29 Desember 2022 lalu itu.
Karena itu, menurut Hengki, polisi juga belum bisa menentukan identitas korban mutilasi yang jasadnya ditemukan dalam dua boks kontainer itu, meski terdapat kartu identitas di dekat jasad yang ditemukan itu.
Menurut Hengki, pengusutan penemuan jasad mutilasi ini akan dikerjakan dengan metode scientific crime investigation. Metode ini, juga telah diterapkan dalam pengungkapan kasus kematian satu keluarga di Kalideres beberapa waktu lalu maupun kasus pembunuhan Brigadir J.
Baca: Penyebab Satu Keluarga Tewas di Kalideres Sudah Ditemukan, Didukung Fakta Scientific
Scientific crime investigation
Apa sebenarnya itu scientific crime investigation? Bagaimana metode ini bekerja mengungkap kasus? Scientific crime investigation (SCI) adalah suatu metode pendekatan penyidikan dengan mengedepankan berbagai disiplin ilmu pengetahuan guna mengungkap suatu kasus yang terjadi.
Dilansir dari tesis “Scientific Investigation dalam Penyidikan Tindak Pidana Pembunuhan “ oleh Riza Sativa Pascasarjana Ilmu Kepolisian, dengan menggunakan metode SCI, pengakuan tersangka ditempatkan pada urutan terakhir dari alat bukti yang akan diajukan ke pengadilan. Sebab, metode SCI menitikberatkan analisis yang melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan guna mengungkap suatu tindak kejahatan.
Konsep scientific investigation berasal dari kata scientific dan investigation. Scientific adalah keilmuan, atau secara ilmiah. Sedangkan investigation adalah upaya penelitian, penyelidikan, pengusutan, pencarian, pemeriksaan dan pengumpulan data, informasi, dan temuan lainnya untuk mengetahui/membuktikan kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah fakta yang kemudian menyajikan kesimpulan atas rangkaian temuan dan susunan kejadian.
Dalam penyidikan tindak pidana, Polri dituntut untuk senantiasa menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah, menghormati Hak Asasi Manusia, mendasari pada pembuktian ilmiah/scientific investigation, menghindari penggunaan kekerasan, tidak mengejar pengakuan dan hendaknya lebih memperhatikan sisi psikologi dan empati.
Forensik bagian dari SCI
Pada proses pembuktian secara ilmiah tersebut, peran ilmu pengetahuan sangatlah besar dalam membantu pengungkapan dan proses penyidikan tindak pidana tersebut. Salah satu yang berperan adalah ilmu forensik, yang merupakan suatu ilmu pengetahuan yang menggunakan multidisiplin ilmu untuk menerapkan ilmu pengetahuan alam, kimia, kedokteran, biologi, psikologi, dan kriminologi dengan tujuan untuk membuat terang atau membuktikan ada tidaknya kasus kejahatan atau pelanggaran dengan memeriksa barang bukti dari kasus tersebut.
Banyak yang salah memahami tentang SCI sebagai satu metode ilmiah dengan menganggap bahwa ketika ada bukti yang diperiksa pada laboratorium forensik atau kedokteran forensik, itu merupakan penyidikan ilmiah.
Padahal, SCI cakupannya lebih luas daripada itu. Sebab, dalam penyidikan yang menerapkan metode ilmiah maka akan melalui tahapan atau langkah mulai dari penentuan masalah, pengumpulan informasi awal, perumusan hipotesa, pengumpulan data, fakta, informasi dan bukti-bukti, menganalisis data, fakta, informasi dan bukti, dan terakhir menyimpulkan. SCI harus mematuhi dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip: objektivitas, kejujuran, dan akuntabilitas.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.