Ikuti Kami di
TEMPO.CO, Jakarta - Niat Tiko menjadi pengusaha. Tapi laki-laki 24 tahun yang hidup di rumah mewah dengan gelap gulita dan tanpa saluran air bertahun-tahun itu tak tahu, usaha apa akan dibangun sekarang ini.
"Pengin ngumpulin sedikit modal untuk aku bisa lebih gampang usaha sambil jaga mama," kata Tiko, anak semata wayang Eny Sukaesi, 59 tahun, kepada Tempo, di Pos Paron kompleks PLN Klender, Jalan Paron, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Rabu, 11 Januari 2023.
Setelah menjadi idola banyak orang, di kepala Tiko mengumpulkan uang. Duit itu disiapkan agar dia lebih gampang membuka usaha di samping menjaga mamanya.
Dia mengaku belum punya gambaran usaha apa akan digeluti. Di kepala hanya ada sosok ibu—perempuan yang disebut-sebut depresi dan bertahun-tahun lebih banyak menghabiskan waktu di rumah—dan kini dirawat di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit, Jakarta Timur.
Ya aku pengen usaha. Enggak tahu usaha apa nanti aku yang penting punya usaha. Penggin ngumpulin sedikit modal nanti untuk aku bisa lebih gampang usaha sambil jaga mama. "Sekarang aku lebih fokus ke mama," ucap Tiko, pelan.
Tiko sehari-hari menjaga parkiran kompleks perumahan
Tempo menemui laki-laki kelahiran 30 Desember 1999 itu saat ia masih tertidur pulas di pos jaga. Selama ini dia bertugas bersama lima rekan lainnya mengawasi pintu masuk Perumahan Klender PLN dan kendaraan para penghuni.
Di arena parkir itu ada sekitar 70 mobil yang diawasi bersama temannya. Saat Tempo berkunjung dia masih nyenyak di sebuah pos jaga. Mengenakan kaus kuning lengan pendek dengan celana levis panjang berwarna hitam.
Sementara di rumah mewah yang ditempati Tiko dan Eny selama ini "berpindah tangan", sementara dihuni sejumlah pria. Semalam dua perempuan berdatangan di rumah yang sebelumnya menyeramkan itu.
Kondisi pekarangan rumah milik Eny Sukaesi yang viral di kawasan Cakung, Jakarta, Jumat, 6 Januari 2022. Eny Sukaesi dan anaknya, Tiko tinggal di rumah mewah tersebut tanpa listrik dan air sejak tahun 2010. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ramai orang menyorot rumah mewah Eny dan Tiko dengan ponsel
Penghuni baru itu menyalakan ponsel di ujung tripod sambil mengunjungi ruang dan sudut rumah. Di pagar besi dipasang sepotong informasi di spanduk berisi pembatasan pengunjung. Para pendatang berhenti di luar pagar. Yang lain saling bertanya bagaimana masuk.
"Mas, bisa masuk, enggak?" tanya seorang pria yang datang memboyong balita di gendongan istrinya. Tiga pria yang ikut memantau di luar pagar bertukas, jika ingin masuk harus izin. Pria itu, yang mengaku pembuat konten TikTok, hanya melongo tanpa berucap.
Rumah mewah yang sebelumnya ditumbuhi bermacam pohon dan rerumputan itu kini berubah rupa. Tak ada yang angker dari badan rumah itu setelah dibersihkan pada 2 Januari lalu.
Orang-orang berdatangan dari berbagai sudut Jakarta. Menyalakan ponsel dan berbisik pelan-pelan sambil berputar di luar pagar. Beberapa remaja lain datang dan memanggil Tiko. Suara itu keras, tapi tak disambut dari dalam.
"Tiko, sombong, lu. Sekarang jadi artis, kamu enggak ingat dulu kita sering main warnet," teriak satu laki-laki sambil memainkan latto-latto di tangannya.
Saat ditanya soal tanggapan sebagian teman-temannya, Tiko berujar, dia ingin istirahat. Siap pun dipersiakan datang ke rumah mewah itu. "Sebenarnya aku itu bukan sombong cuma pengen istirahat," kata dia. "Dan fokus sama mama. Itu aja, sih."
