TEMPO.CO, Jakarta - Empat nama calon Gubernur DKI Jakarta sudah masuk dalam bursa di internal PDIP. Tiga nama merupakan eks kepala daerah, dan satu lagi sedang menjabat sebagai wali kota.
Nama Gibran Rakabuming Raka, sudah dipastikan masuk dalam pembahasan di internal partai banteng moncong putih itu. Lalu ada nama Tri Rismaharini atau Risma, eks Wali Kota Surabaya yang kini menjabat Menteri Sosial di Kabinet Jokowi.
Ketua Fraksi PDIP Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Gembong Warsono, mengatakan partai memiliki banyak kepala daerah yang dinilai berhasil memimpin di daerahnya untuk bisa dicalonkan di Pilkada DKI Jakarta. "Banyak para kepala daerah yang kita nilai berhasil," kata dia.
Selain Gibran dan Risma, ada dua nama lagi yang dinilai layak maju dalam Pilkada DKI, yakni Abdullah Azwar Anas dan Hendrar Prihadi. Azwar adalah mantan Bupati Banyuwangi dua periode, adapun Hendrar adalah mantan Wali Kota Semarang.
Azwar kini menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Apratur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, serta Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi.
"Bukan hanya dua, banyak," kata dia, menambahakan bahwa kinerja figur menjadi ukuran dia dihitung untuk dicalonkan. "Hal-hal itu menjadi ciri perbincangan di internal partai."
Kendati demikian, menurut Gembong hingga saat ini partai belum menetapkan nama yang akan diusung pada Pilkada DKI pada 2024 mendatang. Termasuk apakah nama Gibran, putra sulung Presiden Jokowi yang akan dicalonkan.
Menurut Gembong pencalonan Gubernur DKI menjadi kewenangan Dewan Pimpinan Pusat PDIP.
Hanya, kata dia, empat nama tadi menjadi perbincangan di interbal partai. "Tetapi dari perbincangan itu banyak muncul nama para mantan kepala daerah dan kepala daerah saat ini masih berjalan, itu dihitung," ujar dia.
Gembong menjelaskan, empat nama kepala daerah dari PDIP itu telah membuat terobosan saat memimpin daerahnya masing-masing.
"Tentu banyak hal sudah diukir Bu Risma dalam konteks menyelesaikan persoalan-persoalan di Surabaya," katanya.
Risma, kata Gembong, memberdayakan warga lansia dengan memberikan pekerjaan membersihkan Kota Surabaya.
Ia juga mengirimkan langsung bantuan sosial kepada penerimanya. "Bantuan makanan diserahkan langsung kepada orang yang mendapatkan bantuan. Tapi sesuai kualifikasi orangnya," ujarnya.
Misalanya, Gembong mencontohkan, kalau si penerima bantuan itu memiliki penyakit gula tinggi, si penderita itu diberikan menu sesuai besik penyakitnya.
Selanjutnya, jika penerima bantuan adalah orang terjangkit HIV, mereka diberi makanan sesuai dengan kondisi penerima. Orang dengan HIV, kata dia, memerlukan susu dan asupan gizi untuk daya tahan tubuh mereka terjaga dengan baik.
"Itu contoh konkret yang saya tahu ketika berkunjung di Surabaya," tutur Gembong.
Sementara Gibran dinilai mampu melanjutkan kerja wali kota sebelumnya terkait penataan Kota Surakarta. Anak dari Presiden Jokowi itu dinilai bisa menjaga kesinambungan dan membuat inovasi dengan penataan kota.
"Karena kalau bicara prestasi luar biasa, ya mereka baru berapa bulan menjabat sebagai wali kota," kata Gembong.
Baca juga: Kabar Bakal Diusung Jadi Calon Gubernur DKI, Gibran: Dengar dari Mana?