TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menemukan aliran rekening hingga Rp1 miliar dari korban ke pelaku Wowon serial killer. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan belum dipastikan berapa detail dana yang dikirim para korban dan sejak kapan.
"Ini merupakan rekapitulasi sepanjang waktu, sehingga penyidik harus mendalami keluar masuk keuangan pada buku rekening," ujarnya di Polda Metro Jaya, Senin, 23 Januari 2023.
Aliran tersebut belum dipastikan masuk ke rekening atas nama M. Dede Solihudin yang berperan sebagai penadah. Namun, pelaku inti dari kasus ini adalah Wowon Erawan alias Aki. Ada satu lagi rekannya, yaitu Solihin alias Duloh.
Baca juga: Modus Wowon Serial Killer, Memotivasi Sukses, Polisi: Korban Diperas, TKW Jadi Sasaran
Sementara ini korban dari mereka berjumlah sembilan orang yang tewas dibunuh di Kota Bekasi dan Cianjur. Dua dari korban merupakan anak-anak, salah satunya tewas setelah menenggak kopi beracun pestisida.
Polisi masih menelusuri mengapa anak-anak ikut menjadi target. "Ini motif masih kita dalami, kalau faktor ekonomi kenapa ada anak-anak juga jadi korban," kata Trunoyudo.
Para korban sementara mayoritas dari keluarga Wowon, kemudian ada pula dari Tenaga Kerja Wanita atau TKW. Modus penipuan yang dijalankan Wowon dan Solihin adalah mengaku sebagai dukun yang bisa menggandakan harta kekayaan, memberi rumah bagus, dan menawarkan berbagai janji manis.
Setelah korban diperas dan mereka menagih janji yang tidak kunjung datang, Wowon dan dua rekannya membunuh untuk menghapus jejak. Tidak hanya itu, korban yang dibunuh adalah mereka yang tahu aksi kejahatan tiga partner in crime ini.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mohammad Fadil Imran mengatakan aliran rekening dari para korban ada yang nominalnya hingga ratusan juta rupiah.
"Dia (pelaku) bisa menghasili ada yang sampai Rp 250 juta, Rp180 juta. Dari mana mereka mendapatkan uangnya?" ujarnya di Polda Metro Jaya, Jumat, 19 Januari 2023.
Wowon Serial Killer Dikenal Sebagai Ahli Pengobatan Alternatif di Kampungnya
Warga sekitar tempat tinggal Wowon mengenal pria itu sebagai ahli pengobatan alternatif. Demikian pula Solihin, partner in crime Wowon yang disebut pernah membantu warga menemukan surat berharga yang hilang tercecer serta menyembuhkan luka gigitan ular berbisa dengan sekali usap.
Namun, mereka tak menyangka Wowon Erawan alias Aki alias Deden dan Solihin alias Duloh itu adalah tersangka pembunuhan berantai. Satu tersangka lain adalah M Dede Solehuddin.
Dua tersangka, Wowon dan Solihin merupakan warga Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang. Sedangkan atu tersangka lainnya yaitu Dede adalah warga Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur.
Wowon dan Solihin diketahui warga sekitar tempat tinggalnya sebagai orang yang memiliki keahlian pengobatan alternatif. Namun tidak banyak yang tahu soal kemampuan keduanya.
Ade, seorang warga setempat, mengaku pernah digigit ular berbisa dan langsung sembuh setelah mendapatkan pengobatan dari Solihin dengan cara mengusap luka gigitan ular itu. "Seketika memang langsung sembuh, padahal saat itu saya hampir pingsan dan lemas. Karena digigit pada bagian kaki," kata Ade kepada wartawan di Cianjur, Jumat, 20 Januari 2023
Warga lain, Jaji mengaku pernah kehilangan surat berharga. Seorang tetangganya menyarankan agar dia bertanya kepada Solihin agar barangnya yang hilang itu dapat diketemukan.
"Saat itu, surat tanda nomor kendaraan (STNK) sepeda motor saya hilang, mungkin jatuh di jalan atau lupa menyimpan. Kemudian ada yang menyuruh saya untuk meminta petunjuk ke Solihin, setelah mendatangi dan diberikan petunjuk oleh dia (Solihin) ternyata tidak butuh waktu lama langsung ada yang mengantarkan ke rumah, padahal saya tidak memasang iklan kehilangan," ujar Jaji.
Cerita lain disampaikan Ketua RT 01 RW 02 Kampung Babakan Mande Sunaryo. Dia mengaku pernah kedatangan warga dari luar wilayahnya yang menanyakan alamat Wowon.
Setelah ditanya maksud dan tujuan orang itu, warga tersebut ingin meminta petunjuk Wowon untuk kelangsungan usahanya. "Memang pernah ada yang menanyakan, tapi kalau di lingkungan warga tidak terlalu mengetahui jika mereka memiliki ilmu pengobatan alternatif," kata Sunaryo.
Baca juga: Cerita Ketua RW tentang Keseharian Wowon Serial Killer dari Cianjur