TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Sektor Tamansari Ajun Komisaris Besar Polisi Rohman Yonky Dilatha, memastikan pelaku pengeroyokan pengemudi ojek online atau ojol Go-Jek hingga terluka bukan gengster.
"Itu bukan gengster. Itu ribut biasa sama temannya," kata Rohman, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin, 23 Januari 2023.
Rahman menyatakan kasus pemukulan yang menyebabkan tukang ojol terluka itu merupakan dilakukan oleh remaja di bawah umur.
Pengeroyokan pengemudi ojek online ini berlangsung di rumah makan Gold Chik Lokasari, Mangga Besar, Jakarta Pusat. Kejadian itu terekam kamera pengawas atau CCTV dan beredar di media sosial.
Menurut Rohaman, awalnya Putra, pengemudi Go-Jek melintasi sebuah gang membonceng seorang perempuan. Perempuan di atas motor itu disiul remaja di gang. Rohman turun dari motor, tapi ia lantas dikejar dan digebuk.
Setelah digebuk, Putra kembali melapor insiden itu ke rekan-rekannya di posko Go-Jek. Mereka kembali menuju lokasi tempat kejadian perkara. Di sana mereka justru dihantam lagi oleh remaja di gang itu.
Menurut Rohman, seharusnya pengemudi ojol melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Namun peristiwa pemukulan itu dilaporkan ke rekan ojol di posko. "Salahnya dia enggak lapor polisi, malah melapor ke temannya. Coba kalau lapor polisi, gak akan ada kejadian gojek itu," ucap Rohman.
Setelah insiden itu Polsek Tamansari sudah menangkap lima pelaku kekerasan yang menganiaya tukang ojol tersebut. Hingga saat ini polisi masih melakukan pengembangan kasus penganiayaan sejumlah remaja ke pengendara ojek online itu.
Dari pengeroyokan ini dua tukang ojek terluka. Di antaranya Putra dan rekannya, Subhan. "Yang jelas pelakunya anak-anak semua," ucap Rohman.
Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Pengeroyokan Driver Ojol di Mangga Besar yang Viral