TEMPO.CO, Jakarta - KAI Commuter menyampaikan permohonan maaf perihal adanya perbedaan tinggi dan celah peron tunggu pengguna dengan pintu commuterline. Manager External Relations & Corporate Image Care KAI Commuter, Leza Arlan mengungkapkan, permasalahan mengenai tinggi peron ini telah menjadi perhatian khusus oleh KAI Commuter selaku pihak operator commuterline.
Ia menjelaskan, pihaknya akan membangun bancik atau tangga portable untuk mengatasi hal ini. "KAI Commuter juga secara bertahap menambahkan fasilitas bancik atau tangga portable untuk mengatasi kendala tersebut," kata Leza dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 25 Januari 2023.
Penambahan bancik ini pun telah dilakukan di Stasiun Kampungbandan sebagai staiun transit.
"KAI Commuter menambahkan bancik di peron 5 dan 6 Stasiun untuk membantu naik dan turun pengguna karena terdapat jarak celah peron dengan pintu commuterline dan saat ini progres pekerjaan bancik masih dilakukan diantaranya di Stasiun Tenjo, Stasiun Kemayoran, Stasiun Pasar Senen," jelas dia.
Demi keselamatan dan kenyamanan pengguna, ia mengimbau seluruh pengguna commuterline, terutama yang sedang menunggu perjalanannya di area peron untuk mendahulukan pengguna dan tidak berdiri menghalangi pengguna yang hendak keluar dari commuterline.
"Kami juga mengimbau kepada pengguna untuk tidak memaksakan diri untuk naik jika kondisi commuterline sudah terlalu penuh," pungkasnya.
Penumpang Lansia Jatuh saat Hendak Naik Kereta
Sebelumnya, permasalahan tinggi peron ini juga disebut telah menyebabkan seorang penumpang KRL Commuter Line terjatuh saat hendak naik ke kereta KA 4324 di Stasiun Tebet.
Kejadian yang menimpa penumpang berusia 67 tahun itu terjadi pada Selasa, 24 Januari 2023 pukul 18.17 WIB. Hal ini diketahi dari unggahan akun Twitter @ariffebriyanto.
"Innalillahi, Bapak sy terjatuh di peron Stasiun Tebet saat hendak naik kereta KA 4324 hari Selasa 24 Jan 2023 pukul 18.17 tujuan Bogor. Bapak sy lansia usia 67 tahun, tidak kuat saat naik ke kereta karena peron sangat rendah dibanding kereta. Mohon diperbaiki ketinggiannya," tulis akun @ariffebriyanto, Selasa.
Menanggapi hal ini, Leza Arlan mengaku belum menerima laporan tentang kejadian tersebut.
"Saya masih belum dapat konfirmasi dari stasiun. Laporannya hanya lewat media, saya masih mencari kronologinya," kata Leza kepada Tempo.
Leza melanjutkan, selama proses pengerjaan bancik untuk mengtaasi permasalahn tinggi peron ini, pihaknya mengimbau agar pengguna KRL tak segan untuk meminta bantuan kepada petugas apabila merasa kesulitan saat hendak ke kereta.
"Masih ada proses (penambahan bancik) di stasiun. Selama proses, penumpang harus hati-hati, memperhatikan antara celah peron dan tidak ragu meminta bantuan kepada petugas," ujarnya.
Baca juga: Cerita Penumpang KRL Kontraksi hingga Akhirnya Melahirkan di Stasiun Tanah Abang