TEMPO.CO, Jakarta -Wilayah DKI Jakarta dikenal menjadi langganan bencana banjir, dan sodetan Ciliwung yang rampung dalam hitungan bulan ditunggu segera dioperasikan. Berikut adalah tiga proyek pengendali banjir yang dibangun di Jakarta maupun luar Jakarta.
Bendungan Ciawi dan Sukamahi
Mengutip sda.pu.go.id, proyek bendungan Ciawi dimulai pada tahun 2016 dan telah rampung pada 2022 lalu. Bendungan ini baru diresmikan 23 Desember 2022 lalu oleh Presiden Joko Widodo didampingi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Bendungan Ciawi ini diketahui memiliki tinggi 55 meter dengan daya tampung sebesar 6,05 juta meter kubik, serta luas area genangannya mencapai 39,4 hektare. Dengan ukuran sebesar ini, bendungan dapat mereduksi banjir hingga 111,75 m3/detik.
Di samping itu, bendungan Sukamahi memiliki kapasitas tampung sebesar 1,68 juta m3 dengan luas area genangan 5,23 hektare. Kemungkinan banjir yang bisa ditahan bendungan yang kontrak pembangunannya bernilai Rp 464,93 miliar ini mencapai 1,47 m3.
Baca : 3 Bulan Jadi Pj Gubernur DKI, Presiden Jokowi Puji Kinerja Heru Budi Hartono
Bendungan yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat ini diharapkan dapat mengurangi banjir di beberapa titik rawan. Pembangunan bendungan ini, disampaikan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, memakan biaya sebesar Rp 1,3 triliun.
Di sisi lain, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Bambang Heri mengungkap bahwa sistem DryDam pertama kali diterapkan di bendungan Ciawi. Sistem bendungan kering ini dikatakan tidak memiliki genangan air selayaknya bendungan biasa.
“Bendungan ini fungsinya hanya ketika terjadi banjir, jika terjadi banjir sebagian debitnya ditahan di sini sehingga tidak semuanya mengalir ke bawah, ketika kondisi tida banjir air mengalir seperti biasa.” tutur Bambang.
Sodetan Ciliwung
Proyek pengendalian banjir yang satu ini sedang ramai diperbincangkan karena baru dikerjakan lagi setelah mangkrak hampir enam tahun lamanya.
Dikutip dari Antara, Heru Budi Hartono, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta berhasil membebaskan lahan yang selama ini menjadi penyebab mandeknya pembangunan ini. Tahun 2015 lalu, warga sekitar Bidara Cina menolak proyek ini karena tidak ada sosialisasi sebelum penertiban lahan.
Akan tetapi, di bawah pimpinan Heru Budi Hartono...