TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan sebagian besar kebakaran di Ibu Kota disebabkan korsleting listrik. Untuk itu, dia mengimbau warga untuk menggunakan peralatan kelistrikan berstandar SNI.
"Frekuensi kebakaran paling dominan itu karena korsleting listrik," kata dia saat ditemui usai rapat kerja bersama Komisi A DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Januari 2023.
Satriadi tak mendetailkan angkanya. Dia hanya mengingatkan warga untuk selalu berhati-hati saat menggunakan peralatan listrik. Satu stop kontak, lanjut dia, jangan dipakai untuk beberapa alat listrik.
Selain itu, kompor dan tabung gas juga menjadi faktor penyebab kebakaran. Menurut dia, penting untuk merawat dan mengeceknya secara berkala mengingat manusia suka lalai.
Baca juga: Kebakaran Kerap Berulang di Jakarta, Bagaimana Solusi dan Pencegahannya
"Untuk antisipasi kebakaran, kami perlu peran serta masyarakat. Kebakaran banyak sebab faktornya, terutama kelalaian masyarakat," jelas Satriadi.
Jika terjadi kebakaran, masyarakat diminta segera menghubungi pihak pemadam kebakaran melalui call center 112. Dia berujar pentingnya kecepatan dalam melaporkan insiden guna meminimalisasi korban dan kerugian.
Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Dinas Gulkarmat meningkatkan kecepatan respons jika terjadi bencana kebakaran.
Sejalan dengan itu, keselamatan para petugas pemadam kebakaran juga harus ditingkatkan. Mereka perlu dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) berstandar optimal.
Apalagi tahun ini sudah dialokasikan Rp 181 miliar untuk pengadaan APD personel di lapangan. Anggaran tersebut masuk dalam pagu Dinas Gulkarmat DKI yang totalnya mencapai Rp 1,3 triliun di APBD DKI 2023.
Baca juga: Gulkarmat DKI Usul Upah PJLP Naik Rp 1 Juta Jadi Rp 5,9 Juta, Alasan Risiko Bahaya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.