TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Andiko mengatakan harus ada evaluasi pengawalan untuk mencegah kasus pelemparan bus Persis Solo terulang kembali.
“Tentu kita sama-sama harus melakukan perbaikan evaluasi ya,” kata Trunoyudo di Polda Metro Jaya, Rabu 1 Februari 2023.
Bus ofisial dan pemain Persis Solo diserang sejumlah suporter Persita Tangerang usai bertanding melawan Persita Tangerang di Indomilk Stadium Arena, Tangerang pada Sabtu, 28 Januari 2023. Hasil pertandingan itu berakhir imbang dengan skor 0-0.
Tanpa diduga suporter Persita Tangerang menyerang bus yang ditumpangi pemain dan ofisial Persis Solo di kawasan Kelapa Dua hingga pintu Tol Penunggangan, sekitar pukul 18.17.
Pada saat penyerangan terjadi, bus Persis Solo itu memang tidak dikawal sehingga pengamanan dinilai kurang ketat. Kepolisian hanya lantaran hanya suporter dari Persis Solo yang mendapatkan pengawalan, sedangkan bus yang ditumpangi ofisial dan pemain dibiarkan keluar tanpa pengawalan.
Trunoyudo meminta kepada semua pihak baik kepolisian dan suporter bahwa seharusnya olahraga sepak bola dijadikan sebagai sarana pemersatu bangsa bukan malah ajang perpecahan.
Apalagi dunia sepak bola saat ini sedang tidak baik -baik saja pasca tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Arema saat laga pertandingan BRI Liga 1 2022-2023.
Fanatisme yang berlebihan di dunia sepak bola tanah air begitu melekat. Padahal, sebenarnya rivalitas masing-masing squad hanya ada pada 90 menit pertandingan dalam Laga. Setelah itu semua adalah saudara.
Trunoyudo tidak memungkiri bahwa insiden pelemparan batu bus Persis Solo oleh suporter dilatarbelakangi oleh fanatisme yang berlebihan, tidak ada motif lain atau ajang balas dendam. “Sebenarnya tidak ada motif, tapi motif yang kami sampaikan lebih kepada fenomena fanatisme. Menang kalah hal yang biasa,” ucapnya.