TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memuji penanganan stunting di DKI Jakarta. Kepada Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Menkes mengatakan angka stunting di DKI Jakarta mengalami penurunan dan masuk provinsi terbaik nomor dua.
"Berdasarkan data status survei gizi Indonesia, DKI itu turun ke 14,8 persen. Jadi sudah dekat sekali ke target nasional. DKI adalah provinsi nomor dua terbaik dari 38 provinsi sekarang," kata Menkes Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 1 Februari 2023.
Menkes Budi mengatakan saat ini Kementerian Kesehatan menggunakan data survei yang diperbarui setiap tahun. "Data stunting itu sejak beberapa tahun belakang memakai data survei status gizi Indonesia. Dulu biasa dilakukan tiga tahun sekali, sekarang kita lakukan setahun sekali supaya bisa kelihatan," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Pj Gubernur Heru Budi mengatakan Pemprov DKI bersama Kementerian Kesehatan menggelar rapat untuk membahas soal penanganan stunting. "Agar secepat mungkin menyelesaikan stunting," kata dia.
Kepala Sekretaris Kepresidenan itu mengatakan bahwa langkah pertama untuk menangani kasus stunting adalah sinkronisasi data milik eksekutif soal jumlah anak yang menderita malnutrisi.
"Kami sudah punya data, Pak Menteri sudah punya, tinggal dikombinasikan saja," ucap Heru.
Selain sinkronisasi data dengan Kemenkes, Menkes Budi Gunadi meminta Pemprov DKI untuk menyuplai vitamin dan makanan kepada siswa kelas 1 SMP sebagai upaya penanganan kasus stunting.
Berikutnya, Pemprov DKI dan Kemenkes akan menyelaraskan program kesehatan, utamanya pengentasan stunting. Dalam hal ini, fokus menyelesaikan stunting dari dua kelompok rentan, yaitu ibu hamil dan bayi berusia 6-24 bulan.
Menurut Heru Budi, saat ini ada 140 ribu ibu hamil ada di Jakarta dan meminta para ibu rutin memeriksa kandungannya demi mencegah stunting.
"Saya imbau, ibu-ibu yang hamil tolong jangan malas, konsisten untuk memeriksa kehamilannya ke puskesmas, ke posyandu. Kami dengan Kemenkes langsung bisa intervensi jika ibu hamil tersebut kekurangan gizi," ujarnya.
Heru Budi menyebutkan apabila ada ibu hamil yang kekurangan gizi, Pemprov bisa segera melakukan intervensi. Tujuannya, mencegah anak lahir dalam kondisi stunting. "Bukan hanya program dari kami dan kementerian, perilaku ibu-ibu hamil juga harus disiplin. Disiplin makannya, jaga kesehatan, harus cek rutin, sehingga kami bisa kontrol," kata dia.
Baca juga: Heru Budi Tinjau 777 Balita Rawan Stunting di Cilincing, 134 Sudah Lulus