TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan tugas Pemprov DKI Jakarta semakin berat. Hal itu disampaikan Heru di hadapan Pangdam Jaya Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Untung Budiharto, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Muhammad Fadil Imran, serta ratusan Ketua Rukun Warga (RW) se-Jakarta Selatan.
"Pemerintah Pusat melalui briefing Bapak Presiden di Sentul, tugas Pemprov semakin berat ke depan bahwa kita harus mengentaskan stunting," kata Heru Budi dalam acara Guyub Ketua Rukun Warga Se-Jakarta Selatan di Ballroom The Bellagio Boutique Mall, Ahad, 5 Februari 2023.
Dia mengatakan, masalah stunting di Ibu Kota berhubungan erat dengan tingkat kemiskinan. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak untuk membantu Pemprov DKI Jakarta menuntaskan masalah stunting dan kemiskinan.
"Tentunya tidak terhindar, tetap masih ada kantong-kantong kemiskinan. Kita sama-sama guyub untuk menuntaskan itu," ujarnya.
Baca: Politikus PDIP Mau DKI Kelola Wisma Atlet yang Disebut Banyak Kuntilanak, Heru Budi: Masih Dibahas
Menurut Kepala Sekretaris Kepresidenan (Kasatpres) itu, kalau masalah stunting tidak dituntaskan, Pemprov DKI berkewajiban memberikan perhatian khusus kepada mereka seumur hidupnya.
Pemprov DKI telah mulai bergerak mendata anak-anak yang terindikasi stunting. Heru meminta kepada para Ketua RW dan PKK jajaran RW untuk turun langsung melakukan pendataan di daerah rawan stunting.
Anak-anak yang masuk kategori stunting, harus segera diperhatikan dan pengawasan selama 14 hari. "Misalnya saat dia masuk stunted. Stunted itu belum tentu stunting. Masuk posisi yang dikatakan stunting, kita harus cepat mengatasinya selama 14 hari karena ini harus dihindari," kata dia.
Kalau anak stunting tidak diatasi, perkembangan emosional dan pertumbuhan fisiknya akan terdampak, seperti dikatakan Kapolda Metro Jaya."Maaf sekali, dia berjalan terus sampai besar, maka ininya (tinggi) pendek, Pak, emosionalnya tinggi, pemikirannya tidak jernih," kata dia.
Menurutnya, hal itu akan menjadi salah satu penyebab munculnya tawuran dan kriminalitas. "Maka timbul tawuran, lima atau 10 tahun ke depan kriminalitas semakin tinggi," kata Heru Budi.
Baca juga: Heru Budi Optimistis Kemiskinan Ekstrem Jakarta 0 Persen di 2024, Begini Intervensi DKI