TEMPO.CO, Jakarta - Bentrokan massa 2 kubu ormas terjadi pada Ahad malam, 12 Februari 2023. Bentrok massa kedua kubu pecah di Jalan HOS Cokroaminoto Kelurahan Kreo, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.
Kapolsek Ciledug Komisaris Polisi Noor Maghantara kepada Tempo, sebelumnya, menyatakan pemicu bentrokan adalah rebutan lahan parkir.
Dalam rekaman video viral yang didapat Tempo, massa yang mengacung-acungkan senjata tajam jenis parang itu terjadi di jalan raya di sela-sela kendaraan bus, angkutan umum dan mobil pribadi.
Baca Juga: 2 Kubu Ormas Bentrok di Ciledug Rebutan Lahan Parkir, Polisi: Forkabi dan PP
Terdengar teriakan "tahan, tahan satu, dua." Terlihat di balik kegelapan malam sejumlah pemuda membawa parang panjang.
Tak hanya personel dari Polsek Ciledug, Satuan Reserse Kriminal Umum Polres Metro Tangerang juga diturunkan untuk turut mengamankan lokasi.
Adapun, tak berselang lama, Kapolsek Ciledug menyatakan situasi di lokasi tempat kejadian bentrok ormas sudah kondusif.
"Sementara kondusif di lapangan. Berebut lahan parkir antara Forkabi (Forum Komunikasi Anak Betawi) dan PP (Pemuda Pancasila)," kata Maghantara dihubungi Tempo.
Sementara itu, Kapolres Metro Tangerang Komisaris Besar Zain Dwi Nugroho meminta dua pimpinan ormas baik Pemuda Pancasila dan Forkabi agar menahan diri dan mendinginkan kepala.
Sebelumnya, sudah banyak sekali ormas yang saling bentrok dan biasanya bentrokan dipicu oleh salah paham antar anggota ormas.
Baca Juga: Viral Keributan Antarormas di Ciledug Tangerang, Polisi Minta PP dan Forkabi Cooling Down
Di samping itu, bagi sebagaian masyarakat Indonesia, ormas adalah sebuah identitas diri yang harus dijaga marwah dan martabatnya sehingga jika ada yang menghina atau mengejek suatu ormas tertentu akan berakibat pada marahnya anggota ormas tersebut.
Dari hal tersebut, menarik untuk mengetahui bagaimana akar sejarah ormas di Indonesia. Di Indonesia, ormas mulai bermunculan ketika terjadi perubahan sosial ekonomi pada masa kolonial, khususnya saat kapitalis merkantilis diperkenalkan oleh Belanda.
Kapitalisme merkantilis yang dibawa oleh Belanda ini mendorong terjadinya pembentukan sosial melalui proses industrialisasi, urbanisasi, dan pendidikan modern. Hal ini juga yang mendorong terbentuknya organisasi-organisasi modern di Indonesi pad awal abad ke-20. Pasca kemerdekaan, tepatnya pada medio 1950-an, perkembangan ormas di Indonesia semakin masif.
Hal ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat yang mendorong lahirnya ormas-ormas. Namun, perkembangan ormas mulai menyurut ketika ormas digunakan sebagai alat legitimasi politik, khususnya pada era Demokrasi Terpimpin.
Di era kepemimpinan Soeharto, ormas dibatasi arah geraknya dan harus mendukung pemerintahan Soeharto jika suatu ormas ingin terus eksis dan berkembang. Memasuki era Reformasi, banyak ormas yang mulai bermunculan kembali dan lebih berani untuk menampilkan identitasnya, baik suku maupun agama.
AYU CIPTA | EIBEN HEIZIER
Pilihan Editor: Sejarah Berdirinya Ormas Pemuda Pancasila