TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat, Mustajab mengatakan sejak 1 September 2022 hingga pertengahan Februari 2023, petugas Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat telah mengangkut 4.168 meter kubik lumpur dari Waduk Melati, Tanah Abang.
Mustajab menjelaskan, pihaknya melakukan pengerukan sebagai upaya mencegah pendangkalan waduk, sekaligus mengantisipasi banjir. Progres pekerjaan saat ini sudah mencapai 80 persen. "Pengerukan ditargetkan rampung Maret 2023 mendatang," katanya.
Dilansir dari Berita Jakarta, Sabtu, 18 Februari 2023, menurut Mustajab, waduk seluas 4,9 hektar ini sedimentasi lumpurnya sudah mencapai dua meter. 4.168 meter kubik lumpur yang telah diangkat sudah dibuang ke PLTU Ancol, Jakarta Utara.
"Kami kerahkan 10 personel dan empat unit ekskavator untuk mengeruk lumpur," ucapnya.
Diharapkan, pengerukan lumpur ini dapat menambah volume air yang masuk waduk, sehingga genangan di kawasan sekitar dapat teratasi. "Semoga dapat mengurangi genangan," katanya.
Heru Budi lanjutkan gerebek lumpur era Anies Baswedan
Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono menyatakan akan rutin melakukan gerebek lumpur sebagai upaya pengendalian banjir Jakarta. Pengendalian banjir itu sendiri, jadi salah satu program prioritas Pemprov DKI pada 2023.
"Penanganan rutin pengerukan jadi rutin gerebek lumpur, jadi kemarin saya sudah ke beberapa wilayah semua harus jalan sarana prasarana yang Pemda DKI Jakarta miliki turun untuk mengantisipasi banjir," kata Heru, Selasa, 29 November 2022.
Selama 2018-2022 sebanyak 2,5 juta meter kubik lumpur diangkat
Di era Gubernur DKI Anies Baswedan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) sepanjang 2018 hingga 2022 telah melaksanakan pekerjaan pengerukan lumpur di delapan sungai yang selama ini menjadi penyumbang banjir di Ibu Kota.
Pekerjaan pengerukan yang berlangsung selama lima tahun itu diklaim sudah berhasil mengangkat 2,5 juta meter kubik lumpur.
"Hingga saat ini, Dinas SDA DKI Jakarta masih melakukan pengerukan di sejumlah sungai di Jakarta untuk menekan endapan lumpur," ucap Anies Baswedan dalam sosialisasi rencana detail tata ruang (RDTR), Rabu, 21 September 2022 dikutip dari Antara.
Anies mengatakan banjir masih menjadi tantangan di DKI Jakarta mengingat curah hujan intensitas yang luar biasa tinggi bisa terjadi dalam waktu amat pendek. "Kondisi demikian tidak hanya terjadi di Jakarta saja tetapi juga kota-kota besar di berbagai negara," ujar Anies.
Dengan mengeruk endapan lumpur maka memberikan ruang atau kapasitas volume air sungai lebih besar sehingga meminimalkan luapan air.
Anies mengklaim dampak banjir saat ini terkendali selain didukung pengerukan juga pembangunan enam waduk.
Saat ini, ada empat waduk pengendali banjir yang sedang dalam tahap final yakni Waduk Brigif dan Waduk Lebak Bulus di Jakarta Selatan serta Waduk Pondok Ranggon dan Waduk Wirajasa di Jakarta Timur.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menambahkan selain itu masih ada pembangunan sembilan sistem pompa baru, pembangunan dua kilometer tanggul pantai dan 28 ribu drainase vertikal.
Ia menyebut Jakarta mengalami curah hujan tertinggi pada 2020 tapi dampak yang dirasakan lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.
Anies memaparkan pada 1 Januari 2020, tingkat curah hujan di Jakarta paling tinggi mencapai 377 milimeter per hari dengan dampak banjir terjadi 390 titik dengan luas area terdampak banjir mencapai 156 kilometer.
Apabila dibandingkan pada 2 Februari 2007, kata Anies, tingkat curah hujan mencapai 340 milimeter per hari dengan area terdampak banjir mencapai 955 titik dengan luas area mencapai 455 kilometer.
Pilihan Editor: 2 Alat Berat Ampibi Senilai Rp 11 Miliar Buatan Pindad Bakal Keruk Lumpur Waduk Ria Rio dan Melati