Kondisi ini disesali oleh Kamir R. Brata, pencetus lubang resapan biopori. Menurutnya walaupun dibuat jutaan biopori tidak akan berfungsi dengan baik jika tidak digunakan sebagaimana mestinya. “Selain untuk resapan air, bisa juga untuk memasukan sampah organik ke lubang tersebut,” ujar Kamir Brata, Minggu (12/4).
Kamir menjelaskan selain di Kota Bogor masihh banyak daerah lain yang sudah membuat ribuan lubang resapan biopori yang tidak digunakan sesuai fungsinya. Sehingga lubang tersebut banyak yang tertutup tanah kembali. Padahal jika digunakan sesuai fungsinya, akan menghasilkan biopori tanah yang maksimal. “Saya sedih dengarnya kalau lubang biopori hanya jadi bagian seremoni kegiatan,” ujarnya.
Lubang resapan biopori yang memiliki kedalaman 80-100 sentimeter dan berdiameter 10 sentimeter. Didalam lubang tersebut bisa dimasuki sampah organik sebagai bahan makanan cacing dan mahluk lain di dalamnya. Adanya cacing di lubang biopori, akan membuat lubang-lubang kecil, sehingga akan menjadi resapan air. Teknologi sederhana tersebut untuk membantu konservasi lahan, yang dapat mencegah longsor dan banjir.
Pantauan Tempo di Lapangan Sempur Kota Bogor yang pernah di buat ratusan lubang biopori saat ini sudah tidak terlihat lagi, di beberapa kantor kelurahan juga tidak terlihat lagi. Rupanya upaya pembuatan lubang biopori ini hanya sebatas seremoni, pasca pembuatan lubang tidak dipergunakan dengan baik.
DEFFAN PURNAMA