TEMPO.CO, Jakarta - Sidang kasus penjualan sabu yang melibatkan eks Kapolda Sumatera Barat Teddy Minahasa dan anak buahnya eks Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Barat akan segera memasuki tahap pembacaan tuntutan jaksa.
Sejumlah saksi, antara lain para polisi di Jakarta yang ikut menjual sabu dari Bukittinggi telah dihadirkan dalam persidangan. Para saksi ahli juga diminta keterangannya di persidangan, seperti eks Kepala BNN Komjen Ahwil Luthan yang kini menjadi Koordinator Kelompok Ahli BNN.
Sejumlah fakta dan kesaksian baru muncul di persidangan yang digelar empat hari dalam seminggu ini. Persidangan dibagi menjadi dua, yakni persidangan dengan terdakwa Dody Prawiranegara, Linda Pudjiastuti dan terdakwa lainnya. Adapun Teddy Minahasa menjalani persidangan sendiri.
Berikut sejumlah fakta baru yang muncul dalam persidangan:
1. Teddy Minahasa ajak Istri Dody Prawiranegara ikut skenarionya
Rakhma Darma Putri, istri eks Kepala Kepolisian Resor atau Kapolres Bukittinggi Ajun Komisaris Besar Polisi Dody Prawiranegara, membocorkan rekaman telepon Teddy Minahasa dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu, 14 Februari 2023.
Dalam percakapan telepon itu berisi permintaan Teddy agar Dody menggunakan penasihat hukum yang sama dengan dia. Teddy justru menyesalkan kuasa hukum Dody sama dengan Anita, wanita yang bernama asli Linda Pudjiastuti.
“Nah jadi, kalau sekarang kondisinya Dody jadi satu sama Anita, lawyer-nya sama, justru memberatkan Dody. Mana bisa lawyer enggak dibayar begitu. Dibayar negara paling berapa. Dia pasti ngikutin maunya penyidik,” kata Teddy Minahasa dalam rekaman percakapan telepon itu.
Teddy juga mengiming-imingi Dody kalau mau satu pengacara dengannya maka hukuman bisa diringankan dengan peran masing-masing. “Kalau jadi satu dengan saya, saya bisa meringankan Dody, Dody bisa meringankan saya. Dody juga bisa meringankan dirinya,” kata Teddy.
Eks Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat ini juga merencanakan skenario untuk melempar masalah ke Arif, nama panggilan Syamsul Ma'arif. Dia adalah asisten Dody. “Kita buang badan ke Arif. Gitu loh neng paham ya neng,” katanya.
Linda alias Anita Cepu bersama Teddy Minahasa melihat pabrik sabu di Taiwan