Investor Holywings Group itu juga memikirkan bahwa Edi sudah bekerja untuk mall. Sehingga dia merasa itu tidak etis jika merekrut begitu saja seorang karyawan dari tempat lain.
Namun, Andrew berani memberi janji kepada Edi bahwa dia siap menerimanya sebagai karyawan kapan pun. Pengusaha itu menyebutkan bahwa Edi bisa bekerja di berbagai kota, seperti Pekanbaru, Medan, Surabaya, Bali, maupun di Jakarta.
"Kita pasti lihat skill dia sebenarnya apa. Kalau memang skill-nya cleaning service, ya kita tingkatkan mungkin bisa jadi supervisor," kata Andrew.
Catatan pentingnya adalah ada orang yang tepat di tempat yang tepat. Satu modal penting yang dimiliki Edi adalah kejujuran.
Kronologi Pengembalian Dompet Hotman Paris
Pengembalian dompet itu berawal dari kedatangan Hotman Paris di lobi untuk minum kopi di Starbucks sekira pukul 08.00. Edi melihat pengacara itu, tapi tidak melihat adanya dompet jatuh.
Dia balik badan dan melanjutkan pekerjaannya membersihkan lobi. Sekitar 15 kemudian, dia melihat ada dompet di tempat Hotman turun dari mobil. "Enggak lama saya sempat nengok ke belakang, lihat barang ketinggalan di situ," tutur Edi Sonjaya dalam kesempatan yang sama.
Edi berpikiran bahwa dompet itu milik Hotman Paris dan langsung memberikan di dalam Starbucks tanpa melihat isinya. Hotman memberi imbalan, tetapi petugas kebersihan itu menolak.
Setelah nongkrong di kedai kopi itu, Hotman Paris menyodorkan dua lembar uang sebagai imbalan. Edi sempat menolak, walaupun akhirnya menerima karena Hotman memaksa.
"Walaupun akhirnya gua paksa-paksain, akhirnya mau juga. Walaupun sedikit," tutur Hotman Paris.
FAIZ ZAKI
Pilihan Editor: Cerita Lengkap Petugas Kebersihan dan Hotman Paris soal Dompetnya yang Dikembalikan