TEMPO.CO, Jakarta - Federation Internationale de Football Association (FIFA) memutuskan membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Pengumuman ini disampaikan setelah pertemuan Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Doha, Qatar pada Rabu, 29 Maret 2023.
"FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023," demikian pengumuman FIFA dikutip dari laman resminya kemarin.
Sebelumnya, sejumlah kalangan menolak rencana kedatangan tim nasional atau timnas Israel ke Indonesia. Salah satu penolakan itu berasal dari para demonstran yang mengikuti Aksi 203 di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat pada Senin, 20 Maret 2023.
Aksi tersebut diinisiasi Front Persaudaraan Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF), dan Alumni 212.
Tempo menanyakan respons Koordinator Lapangan Aksi 203 Husein soal batalnya gelaran Piala Dunia U-20 di Tanah Air. Jawabannya beragam, mulai dari bersyukur hingga mengaku bahwa sebenarnya para pandemo tak menolak Piala Dunia U-20.
Berikut detailnya.
1. Bersyukur
Husein mensyukuri Indonesia batal menjadi tuan rumah ajang kejuaraan sepak bola dunia itu. Sebab, salah satu pesertanya adalah timnas Israel.
"Alhamdulillah kami bersyukur atas dibatalkannya secara resmi oleh FIFA Piala Dunia U-20 di Indonesia, karena ada salah satu pesertanya berasal dari Israel, di mana pemerintah Indonesia secara resmi telah memberikan jaminan keamanan atas kedatangannya. Ini yang dari awal kami keras menolaknya," tutur dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 30 Maret 2023.
Selanjutnya tentang tidak menolak Piala Dunia U-20