TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan belum ada pembahasan soal kenaikan tarif bus Transjakarta dan mikrotrans. Menurut dia, perlu ada kajian terlebih dulu sebelum memutuskan tarif transportasi umum itu naik.
“Belum tahu saya, belum (ada omongan),” kata dia di Pendopo Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin, 3 April 2023.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan DKI tengah melakukan survei ihwal kenaikan tarif bus Transjakarta dan mikrotrans setelah mendapat masukan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ). Survei tersebut digelar melalui akun Instagram @dishubdkijakarta.
Heru menuturkan perlunya kajian dulu demi kepentingan masyarakat. “Kajian dulu, kami lihat. Intinya untuk kepentingan umum,” ujar Kepala Sekretariat Presiden ini.
Sementara itu, Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo menyampaikan, survei kenaikan tarif bus hanya sekadar mengecek reaksi masyarakat. “Kami melakukan cek ombak saja dan kami harapkan ini sebagai bahan kami evaluasi,” ucap dia saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Dasar survei ini pun tersebab usulan DTKJ agar tarif bus Transjakarta naik mengingat tak ada perubahan harga tiket sejak 2007. Selain itu, moda transportasi lain, seperti kereta rel listrik atau KRL Jabodetabek disebut-sebut akan menaikkan tarif menjadi Rp 5 ribu.
“Tentu kami harus lakukan check and recheck terkait itu dan tentu ada survei internal,” ucap Syafrin.
Survei Dishub DKI memuat dua pertanyaan. Pertama, tarif bus Transjakarta naik Rp 4 ribu atau Rp 5 ribu sepanjang hari, naik Rp 4 ribu pukul 05.00-19.00 WIB, dan naik Rp 5 ribu pukul 19.00-22.00 WIB. Kedua, warganet diminta menjawab apakah setuju bila tarif mikrotrans pukul 05.00-07.00 WIB naik menjadi Rp 1 ribu atau Rp 2 ribu.
Pilihan Editor: Dishub DKI Beberkan Alasan Bikin Survei Kenaikan Tarif Bus Transjakarta
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.