TEMPO.CO, Depok - Wali Kota Depok Mohammad Idris meminta warga untuk tidak mudah terpancing isu-isu yang diunggah di media sosial. Dia mencontohkan, belum lama ini, Depok disebut sebagai kota intoleran.
"Jangan mudah terpancing isu-isu postingan. Ini Depok lagi bersolek, lagi genit-genitnya, jadi orang-orang pengin goda-godain Depok dan warga Depok," kata dia usai membuka Pasar Rakyat Malam Takbir di Jalan Naming D Botin, Kampung Lio, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jumat, 21 April 2023.
Sebelumnya, Kota Depok masuk dalam salah satu kota dengan skor toleransi terendah berdasarkan penilaian Indeks Kota Toleran atau IKT 2022. Setara Institute mencatat Depok berada pada peringkat ke-93 dari total 94 kota yang dinilai.
Direktur Eksekutif Setara Institute Ismail Hasan menilai Depok masuk kategori sebagai kota intoleran lantaran Wali Kota yang belum promotif terhadap toleransi. "Karena problem utama di Depok di pemimpin. Kepemimpinan yang kurang kondusif terhadap toleransi atau kurang promotif terhadap toleransi," ujar dia.
Padahal, Idris mengklaim, pihaknya ingin menciptakan situasi yang kondusif dan damai di Depok.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menyinggung soal informasi viral di media sosial bahwa ada satu keluarga Depok yang tengah kesulitan ekonomi. Karena itulah, delapan anggota keluarga tersebut terpaksa memakan kertas.
Idris menegaskan tidak ada kejadian itu. Dia meminta agar berita seperti itu diklarifikasi terlebih dulu.
"Saat mengetahui informasi itu, saya bilang cari alamatnya, saya mau samperin, saya mau kasih duit sebanyak-banyaknya, saya sampai niatnya begitu, dicari, diubek-ubek, dia mengeluarkan klarifikasi itu berita hoaks," terang Wali Kota Depok dua periode ini.
Pilihan Editor: Depok Kota dengan Tingkat Toleransi Terendah, Setara: Sikap dan Regulasinya Soal Ahmadiyah
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.