TEMPO.CO, Bogor - Kementerian Perhubungan membentuk tim gabungan finalisasi soal teknis dan regulasi rencana pembangunan angkutan trem di Bogor. Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan trem akan menjadi moda transportasi masal di Kota Bogor yang terintegrasi dengan sejumlah moda transportasi masal lain seperti Light Rail Transit (LRT), hingga commuterline.
"Sudah dibentuk tim gabungan untuk memfinalisasi berbagai hal menyangkut teknis dan regulasi," kata Dedie A Rachim, Jumat 19 Mei 2023.
Dalam rapat koordinasi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Pemkot Bogor membahas pembangunan moda transportasi berbasis rel atau trem yang nantinya akan beroperasi di pusat kota Bogor. Pemkot Bogor juga sudah sampaikan feasibility study yang dibantu Colas Rail.
Untuk urusan regulasi dan Perda RTRW, Dedie mengatakan sekarang sedang disusun rencana induk perkeretaapian di Dinas Perhubungan. Rencananya akan dibangun empat koridor trem di Kota Bogor, namun untuk tahap tahap awal akan dibangun koridor satu,
“Pembangunan jalur trem yang akan diberi nama Trem Pakuan akan dibangun mulai dari stasiun LRT Baranangsiang, melintasi Tugu Kujang, Jalan Pajajaran hingga Stasiun Bogor," ujar Dedie.
Koridor satu jalur trem ini akan menghubungkan Terminal Baranangsiang, Stasiun LRT Baranangsiang dengan Stasiun KA Bogor.
Angkutan trem yang akan hadir di Kota Bogor direncanakan memiliki panjang sekitar 30 meter. Trem ini akan memiliki dua pintu di setiap gerbong.
Trem ini menggunakan sistem Listrik Laliran Atas (LAA) yang dibantu dengan baterai yang ramah lingkungan. “Jalur trem ini akan dibangun di atas jalur aspal,“ kata dia
Sebelumnya Pemerintah Tim Indonesia Infrastucture Finance (IIF) dari Kementerian Keuangan untuk membicarakan rencana skema pembiayaan pembangunan infrastruktur dan moda transportasi koridor I trem ydi Bogor ang mencapai Rp1,2 triliun.
M SIDIK PERMANA
Pilihan Editor: Trem di Bogor, Pemerintah Kota Seriusi Cari Pembiayaan untuk Bangun Koridor I