TEMPO.CO, Depok - Pengamat politik dan demokrasi Rocky Gerung mengatakan transisi dari masa otoriter ke demokrasi di era reformasi terhalang. Ia menilai saat ini Indonesia masih berada di era orde baru.
Hal tersebut disampaikan Rocky Gerung dalam diskusi publik bertajuk Obrolan Warung Kopi '25 Tahun Reformasi: Perlukah Reformasi Hadir Kembali?' yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) di Pelataran Fakultas Hukum Kampus UI, Depok, Rabu, 24 Mei 2023.
Rocky menerangkan bahwa Indonesia baru keluar dari era otoriter belum masuk ke demokrasi. Dia mengartikan demokrasi Indonesia masih berada di halaman orde baru.
"Mental kita takut untuk melangkah lebih jauh, karena ada konsekuensinya. Jadi, mental koruptif dan mental feodal dari orde baru ke re-over ke dalam reformasi, lalu kita berhenti," kata dia.
Bahkan, kata Rocky, kini istilahnya bukan lagi reformasi tapi restorasi, dan menurutnya referensi paling buruk adalah restorasi.
"Waktu 98 saya bawa mahasiswa saya filsafat UI demo di Semanggi diuber-uber Brimob, kita masuk ke parkiran bawah Atmajaya, ditembak itu peluru karet tapi lumayan kalau kena, saya lompati, saya bawa mahasiswa saya anak-anak UI," paparnya.
Kemudian, teman Rocky yang bernama Muhammad Chatib Basri, dosen ekonomi juga membawa mahasiswa FE UI.
"Satu lagi temannya Rizal Ramli Doktor Syahrir, almarhum, juga bawa mahasiswa, satu lagi Jimmy Siahaan aktivis 78 bawa mahasiswa Unas, jadi dosen itu menuntun mahasiswanya untuk demo, itu di era otoriter," ujarnya.