TEMPO.CO, Jakarta - Habib Munzir Al Musawa meninggal pada 15 September 2013 ketika berusia 40 tahun. Pada 28-29 Mei 2023 ini, Majelis Rasulullah yang didirikannya akan mengadakan haul ke-10.
Kepergiannya tersebut sebenarnya telah diramalkan dirinya yang wafat pada usia 40 tahun. Ramalan tersebut datang melalui mimpinya yang bertemu Rasulullah dan malaikat Izrail. Pada mimpinya tersebut, ia berlutut di kaki Rasulullah, menangis rindu ingin berjumpa. Lalu, Rasulullah menepuk pundaknya sambil mengatakan, “tenang dan sabarlah, sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah kumpul bersamaku.“
Saat Habib Munzir dinyatakan meninggal dunia, ribuan jemaah Majelis Rasulullah beramai-ramai melaksanakan salat zuhur dan salat jenazah untuknya. Lalu, para jemaah juga berbondong-bondong ikut mengantarkan jenazah Habib Munzir ke tempat peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Rawa Jati, Kalibata, Jakarta, seperti diberitakan Antaranews.
Habib Munzir memang dikenal sebagai sosok yang mencintai kedamaian dan kelembutan selama berdakwah. Wajar saja, jika sikapnya tersebut menarik perhatian banyak orang untuk mendengarkan ceramahnya. Selain berdakwah, sikapnya mencintai kedamaian juga tercerminkan ketika menangani kasus besar. Salah satu kasus yang ditanganinya adalah bentrokan berdarah makam Mbah Priok pada 14 April 2010.
Peristiwa berdarah makam Mbah Priok terjadi ketika bentrokan ratusan anggota Satpol PP dengan massa. Bentrokan ini disebabkan adanya rencana penggusuran makam keramat Mbah Priok untuk area pelabuhan yang dikelola oleh ahli waris Mbah Priok pun tidak setuju mengenai rencana tersebut. Tidak sendiri, Mbah Priok bersama masyarakat Muslim lainnya membulatkan suara untuk menentang penggusuran makam Mbah Priok.
Pada kasus bentrokan berdarah makam Mbah Priok, Habib Munzir dengan tegas melarang jemaah Majelis Rasulullah turun ke lapangan dan melakukan kekerasan.
"Instruksi saya untuk seluruh jemaah majelis Rasulullah SAW dan imbauan saya pada seluruh muslimin-muslimat adalah jangan mengambil tindakan kekerasan," kata Munzir, pada 16 September 2023, sebagaimana tertulis dalam Tempo.co yang dikutip dari www.majelisrasulullah.org.
Menurut Habib Munzir, cara terbaik dalam kasus panas ini adalah jalan baik-baik tanpa perlu ada keributan. Alih-alih turun langsung ke lapangan dalam kondisi yang serba genting dipenuhi emosi panas, ia lebih memilih cara lain. Ia melobi berbagai pihak untuk membatalkan penggusuran makam Mbah Priok. Selain itu, ia juga menghubungi Sekda DKI kala itu, Muchayat. Bahkan, ia juga menghubungi pihak lain, yaitu Rabithah Alawiyyah, gubernur, dan Presiden Indonesia.
Namun, kejadian tersebut telah memakan korban jiwa dari bentroknya Satpol PP dan massa. Habib Munzir pun mengaku sangat menyesalkan terjadinya kejadian tersebut. Menurut Munzir, mereka yang telah tiada merupakan bagian dari masyarakat dan bahkan keluarga. Buruknya mereka adalah aib kita pula karena saudara sebangsa, sedangkan baiknya juga merupakan baiknya nama dan bangsa kita, Indonesia.
Di sisi lain, Habib Munzir menyatakan bahwa pihak aparat perlu mendapat bimbingan para dai dan ulama agar lebih mengenal akhlak dalam menjalankan tugasnya.
Pilihan Editor: Haul Habib Munzir Al Musawa ke-10, Ramalan Pendiri Majelis Rasulullah Terjadi Wafat di usia 40 Tahun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.