TEMPO.CO, Jakarta - PT Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta menargetkan Generasi Z sebagai pembeli hunian yang akan dibangun di sekitar kawasan berorientasi transit (TOD) MRT. Kepala Departemen TOD Business Generation PT MRT Jakarta Raihan Kusuma mengatakan Gen Z menjadi pangsa pasar terbesar properti hunian yang sedang dikembangkan BUMD DKI itu.
"Hunian ini ditargetkan untuk Gen Z karena mereka yang kelihatan lebih senang naik transportasi publik daripada mobil pribadi," kata dia di kantor MRT Jakarta, Rabu, 31 Mei 2023.
Adapun Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Menurut Raihan, biaya investasi di kawasan TOD bakal lebih rendah dibandingkan dengan hunian sejenis di tempat lain.
Sebab, lokasi TOD dekat dengan transportasi bersubsidi, sehingga menghemat waktu. Konsep ini sesuai dengan harapan Gen Z soal efisiensi dan efektivitas dalam mengakses transportasi umum.
"Dengan pembangunan hunian ini, kami juga ingin mengembalikan orang yang awalnya tinggal di kota dan tersingkir ke pinggir bisa kembali ke kota," ujar Raihan.
Hunian yang dibangun MRT, tutur dia, bisa dibeli warga berpenghasilan sekitar Rp 7-20 juta per bulan. Dia menilai harga tersebut sama dengan tarif menyicil rumah di pinggiran kota dan ongkos transportasi.
"Jadi, tinggal di Jakarta tidak akan rugi karena hemat biaya perjalanan dan waktu."
MRT Jakarta, lanjut dia, sedang mengembangkan hunian sebagai salah satu lini bisnis properti perusahaan di kawasan TOD stasiun Ratangga. Pemerintah DKI telah menunjuk MRT Jakarta untuk mengelola lima kawasan TOD, yakni Lebak Bulus, Fatmawati, Blok M-Sisingamangaraja, Istora, dan Dukuh Atas.
MRT Jakarta pun telah membentuk anak usaha untuk mengelola kawasan tersebut, yaitu PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) dan PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ).
Kedua anak usaha itu akan mengelola estate management dan pembangunan sarana prasarana publik semisal akses antara stasiun MRT Jakarta dengan gedung-gedung di sekitarnya.
Selanjutnya, kegiatan komersial di ruang publik dalam radius hingga 700 meter dari stasiun MRT Jakarta, pembangunan ruang usaha, dan hunian terjangkau.
Semua pembangunan itu bertujuan untuk perbaikan livelihood masyarakat dan keterangkutan (ridership). Realisasi bisnis TOD ini relatif bersifat jangka menengah dan panjang.
Salah satu hunian yang dibangun di kawasan MRT adalah Rumapadu Fatmawati. Hunian vertikal yang dikelola PT ITJ itu terdiri dari sekitar 320 unit dalam satu tower. Saat ini, progres pembangunan Rumapadu Fatmawati mencapai 80 persen.
Selain itu, MRT juga sedang menjajaki kerja sama pembangunan mixed used untuk hunian dan retail di sejumlah kawasan TOD lainnya, seperti Lebak Bulus dan Blok A.
"Bisnis properti hunian ini akan dikembangkan di seluruh kawasan TOD MRT," ucap Raihan. "Pengembangan kawasan ini baru bisa terasa dalam 10 tahun ke depan."
MRT Jakarta optimistis para investor tertarik dengan rencana pengembangan kawasan TOD. Alasannya karena bisnis TOD yang didesain MRT Jakarta menawarkan layanan lengkap dan pemanfaatan transportasi umum.
Pilihan Editor: MRT Jakarta Jajaki Pembangunan Lahan Parkir di Kebon Kacang, Berharap Intervensi Pemerintah
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.