TEMPO.CO, Jakarta - Penipuan tiket Coldplay masih terus terjadi. Terbaru, Polda Metro Jaya tangkap empat orang asal Sulawesi Selatan yang menipu tiga korban di Tangerang Selatan dengan nilai kerugian Rp 20.350.000.
Awalnya korban bertanya melalui akun Instagram penipu, kemudian tertarik karena merasa sangat butuh tiket yang diinginkan. Kesempatan ini dimanfaatkan penipu dengan menjanjikan memberi tiket setelah membayar.
Sayangnya, tiket tidak pernah ada dan komunikasi diputus oleh pelaku penipuan tiket Coldplay. "Motif tadi sudah disampaikan, mencari keuntungan, mengingat antusiasnya masyarakat untuk membeli tiket dan kemudian kesempatannya digunakan oleh para pelaku," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko.
Sebelum kasus ini, sudah ada pasangan suami istri asal Yogyakarta yang diciduk karena menjadi penipu penjualan tiket konser Coldplay.
Polda Metro Jaya imbau masyarakat tanya polisi
Menanggapi maraknya penipuan tiket Coldplay, Direktur Reserse Kriminal Khusus Komisaris Besar Polisi Auliansyah Lubis mengimbau agar masyarakat berhati-hati agar terhindar dari penipuan tiket Coldplay. Apabila ada penawaran penjualan tiket yang mencurigakan, masyarakat dapat bertanya langsung kepada pihak penyelenggara resmi atau polisi.
"Kami akan bertanya kepada penyelenggara, apakah akun yang menjual tiket tersebut atau yang ditanyakan oleh para masyarakat ini akun resmi atau memang bukan," ujar Auliansyah di Polda Metro Jaya, Senin, 5 Mei 2023.
Auliansyah mengingatkan masyarakat agar tidak mudah tergiur penawaran tiket konser dari jalur tidak resmi. Sudah ada sejumlah korban yang terjebak penipuan jual beli tiket yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah.
Minta penyelenggara sosialisasikan soal pembelian tiket
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko meminta penyelenggara konser terus menyosialisasikan soal pembelian tiket. Banyaknya peminat tiket konser Coldplay itu membuat ada pihak yang mencoba mencari kesempatan untuk mengambil keuntungan sendiri yang justru merugikan orang lain.
"Yang kedua, tentunya kami juga mengimbau kepada masyarakat benar-benar cerdas melihat situasi di dalam dunia internet ya," kata Trunoyudo.
