TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara soal ketidakhadirannya dalam sidang kasus pencemaran nama baik dengan terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti Senin, 29 Mei 2023 lalu.
“Saya, kan, pergi dengan Presiden ke Hiroshima. Dari Hiroshima kemudian saya ke Tiongkok saya memang tidak mungkin hadir pada Senin lalu, tapi kemudian saya percepat satu hari pulang tapi ternyata saya masih ada harus laporan ke Presiden sidang kabinet,” kata Luhut di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis, 8 Mei 2023.
Hari ini Luhut akhirnya hadir sebagai saksi korban. Dalam keterangannya dia membantah tuduhan dugaan keterlibatannya di balik bisnis tambang di Papua. Dia menyatakan sebutan “Lord” yang disematkan kepadanya berkonotasi negatif dan menghina.
Luhut Pandjaitan melaporkan Direktur Lokataru Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti ke Polda Metro Jaya setelah keduanya membahas laporan berjudul ‘Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya’ dalam sebuah video podcast di YouTube Haris Azhar.
Video podcast itu diberi judul oleh Haris Azhar ‘Ada lord Luhut di balik relasi ekonomi-ops militer Intan Jaya!! Jenderal BIN juga Ada1!’
Kajian yang menjadi bahan untuk dialog keduanya dikerjakan oleh Koalisi Bersihkan Indonesia soal praktik bisnis di Blok Wabu, Papua.
Haris Azhar dan Fatia dianggap hanya membuat pernyataan sepihak karena menyebut nama Luhut Pandjaitan di balik bisnis tambang yang ada di Papua.
Hal ini membuat Luhut marah dan sempat memberi somasi dua kali sebelum melapor Haris dan Fatia ke Polda Metro Jaya.
Dalam persidangan, Luhut menjelaskan jika Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak mempertanyakan perseteruannya dengan Haris Azhar. Bahkan, Jokowi juga ia sebut tidak ikut campur. “Tidak pernah (Jokowi ikut campur),” kata Luhut.
Luhut menilai dalam kasus tersebut, Haris Azhar terkesan tidak kenal dengan Luhut. Bahkan, perkenalan tersebut sejak 2012. Ia juga membeberkan pembicaraan dengan Haris pasca persidangan saat salaman.
“Sebenarnya ada kesan Haris tidak kenal saya dia sudah kenal saya dari 2012. Dia tadi minta maaf ke saya terbuka, saya juga minta maaf dia bilang salah tapi saya sampaikan ‘kamu keterlaluan menyampaikan tidak pada data’,” tutur Luhut.
Saat ditanya adakah peluang damai. Luhut menegaskan soal kebebasan absolut. “Silakan saja nanti di persidangan. Ini pembelajaran bahwa tidak ada kebebasan absolut jangan kritik dicampur adukkan dengan fitnah,” tuturnya.
Pilihan Editor: Haris Azhar Bantah Minta Saham Freeport ke Luhut