TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Pompa Waduk Pluit, Jakarta Utara menjadi salah satu fasilitas yang dikunjungi oleh Kaisar Jepang Naruhito pada Ahad, 18 Juni 2023. Pemerintah Jepang memiliki andil atas fasilitas pengendali banjir Jakarta itu bisa bekerja seperti sekarang.
Pekerja operator pompa Waduk Pluit, Hendri menyebut kondisi tempat ia bekerja itu tidaklah seperti sekarang pada tahun 2012. Pada saat itu, Rumah Pompa Waduk Pluit mengalami sejumlah kerusakan, termasuk mesin pompa.
"Kemudian di sekitar outlet pipa, buangan air ke laut mulai ada retakan-retakan. Dikhawatirkan nanti outlet ini jebol, kemudian patah," kata Hendri usai kunjungan Kaisar Jepang, Ahad siang.
Temuan kerusakan itu lantas dilaporkan. Gubernur DKI Fauzi Bowo kemudian meninjau langsung fasilitas itu. "Waktu itu diwacanakan penggantian pompa, mesin maintenance, dan gedung kendati masih dikatakan aman," ujar Hendri, Ahad siang.
Perbaikan Rumah Pompa Waduk Pluit Berlangsung di Era Foke
Setelah kedatangan Fauzi Bowo atau biasa disapa Foke itu, kemudian berdatangan orang Jepang untuk asesmen fasilitas. Mereka meminta sejumlah data dan keterangan mengenai rumah pompa Waduk Pluit.
Menurut Hendri, tender perbaikan rumah pompa itu dimenangi Hazama Ando. "Tapi kalo untuk kelas birokrat macam kerja sama RI dengan Jepang saya tidak begitu paham," ujarnya.
Kaisar Jepang Naruhito saat melakukan kunjungan ke pengelolaan sumber daya air terpadu Kikuta Tomoya selama kunjungan di stasiun pompa air Pluit di Jakarta, Indonesia, 18 Juni 2023. MAST IRHAM/Pool via REUTERS
Hendri mengatakan biaya renovasi fasilitas serta penambahan beberapa alat itu memerlukan biaya hingga ratusan miliar rupiah. "Tahunya dana hibah, tapi terlampir di sana dana sekian ratus miliar hampir triliun. Jumlahnya saya ga inget," ujar dia.
Selanjutnya perbaikan rumah pompa sempat terganjal banjir...