TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Bekasi menyiapkan berbagai langkah mitigasi guna mencegah kekurangan suplai air bersih untuk masyarakat akibat dampak El Nino. Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan Kecamatan Cibarusah merupakan wilayah yang paling rawan kekeringan.
"Yang paling rawan itu Cibarusah, tetapi alhamdulillah saluran PDAM sudah masuk ke sana. Meskipun belum masuk ke rumah-rumah warga, tetapi di balai desa, kemudian tempat-tempat publik, seperti masjid itu sudah ada airnya," kata Dani dalam keterangannya, Rabu, 2 Agustus 2023.
Dani pun sudah menginstruksikan Dinas Pertanian untuk mensosialisasikan para petani yang mengolah lahan sawah agar menadah air hujan dan sumber lainnya, seperti saluran irigasi. Dani mengimbau para petani agar tidak memaksakan diri menanam padi jika lahan pertaniannya rawan kekeringan.
Dani menyarankan para petani di Kabupaten Bekasi agar beralih menanam palawija, seperti kacang, jagung, dan ubi yang hanya membutuhkan sedikit air guna mencegah gagal panen.
"Saya sudah instruksikan ke Dinas Pertanian untuk mensosialisasikan pola tanam. Kalau kira-kira (dampak El Nino) masih panjang, misalnya tanamannya diganti palawija," ujar Dani.
Kabupaten Bekasi juga terus memantau harga dan ketersediaan pangan. Kerja sama dengan daerah penghasil bahan pokok juga sudah dilakukan sebagai antisipasi kelangkaan stok akibat dampak El Nino.
Puncak El Nino diperkirakan terjadi pada Agustus-September 2023. "Jika nanti ada kelangkaan, kami sudah bekerjasama dengan beberapa daerah penghasil sehingga komoditas-komoditas yang dibutuhkan masyarakat Kabupaten Bekasi nantinya bisa didrop dari daerah penghasil tersebut," ujar Dani.
ADI WARSONO
Pilihan Editor: Hadapi Kemarau Panjang Dampak El Nino, DKI Pastikan Stok Pangan di Jakarta Aman