TEMPO.CO, Jakarta - Saksi meringankan, Ahmad Ashov Birry, menyampaikan siapa sasaran pembaca hasil kajian cepat Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya yang dibahas dalam podcast Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti. Dia berujar, penyebarluasan atau diseminasi kajian ini menyasar Presiden RI agar mengetahui kondisi Papua yang menurut Ashov genting.
“Kalau bicara kewenangan dan tanggung jawab soal penerjunan militer, yang pasti presiden. Kemudian yang kami bahas di situ salah satunya Luhut Binsar Pandjaitan dan banyak juga purnawirawan-purnawirawan di BUMN,” kata Anshov dalam sidang Haris-Fatia di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin, 4 Agustus 2023.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan Haris dan Fatia ke Polda Metro Jaya atas kasus dugaan pencemaran nama baik. Luhut memperkarakan dua aktivis itu sehubungan dengan video podcast keduanya yang mendiskusikan kajian Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya.
Ashov menjelaskan diseminasi dilakukan agar hasil temuan dalam kajian itu tersebar luas dan dibicarakan publik. Tujuan akhirnya, tutur dia, adalah untuk kepentingan publik. “Karena kami melihat di Papua belum optimal dan maksimal,” ucap salah satu anggota Trend Asia itu.
Saat ditanya apakah ada sanggahan dari pihak-pihak yang menjadi target hasil kajian itu, Anshov menjawab tidak ada. Menurut dia, tak ada juga permohonan audiensi untuk membantah hasil kajian.
Pernyataan Ashov ini merespons pertanyaan salah satu kuasa hukum Haris-Fatia saat sidang berlangsung. “Saudara jelaskan desiminasi ini tujuannya menyebarluaskan temuan hasil penelitian agar bisa diakses masyarakat dan pejabat publik. Siapa pejabat yang menjadi sasaran diseminasi?”
Ashov mengutarakan, niat untuk membuat kajian soal Papua ini berawal dari pembicaraan pada Maret 2021 yang kemudian diterbitkan pada Agustus 2021. “Ya kajian cepat jenis penelitian yang dilakukan secara cepat, dia berdiri sendiri, tapi saya juga ingin merespons segera yang terjadi di Papua ada rencana penambahan pasukan dan lain-lain,” kata dia.
Ashov lantas mendiskusikan hasil kajian tersebut melalui aplikasi Zoom yang kemudian diunggah ke YouTube. Salah satu unggahan ini berupa video podcast Haris Azhar-Fatia Maulidiyanti yang membuat Luhut Binsar Pandjaitan lapor polisi.
“Cepat bukan berarti tidak hati-hati. Hampir 5-6 bulanan, jadi ada waktu yang cukup, tapi kami usahakan cepat,” tuturnya.
Pilihan Editor: Bencana Kekeringan di Bekasi Makin Parah, Kini Melanda 10 Kecamatan dan 32 Desa